21
Thu, Nov

Kecanduan Internet Makin Mengancam Anak Indonesia

Ilustrasi/Clakclik.com

Cerita
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 19 Nopember 2019—Durasi remaja Indonesia menggunakan internet mencapai lebih dari  20 jam/minggu. Remaja laki-laki yang menyandu internet kebanyakan menggunakannya untuk permainan daring, sedangkan remaja perempuan untuk media sosial. Kecanduan terhadap internet perlu mendapat perhatian serius.

Seorang remaja perempuan sedang menggunakan telepon pintarnya / Clakclik.com

Baca juga : https://www.clakclik.com/72-peristiwa/656-karena-gawai-banyak-anak-masuk-rsj

Baca juga : https://www.clakclik.com/inspirasi/542-game-dan-otak-anak

Kristiana Siste dalam disertasi berjudul Pengembangan Kuisioner Diagnostik Adiksi Internet (KDAI) Bagi Remaja: Studi Konektivitas Fungsional Otak Melalui FMRI Bold, Prevelansi, Penelusuran Faktor Risiko, dan Proteksi dalam ujian untuk meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada Universitas Indonesia di Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Kristiana mengatakan prevelansi adiksi internet (AI) lebih tinggi di Asia daripada Eropa dan Amerika karena faktor budaya remaja Asia yang sulit bereskpresi di lingkungannya. Sebaliknya, mereka lebih memilih berekspresi di dunia maya.

Kecanduan  internet dapat berakibat gangguan kesehatan fisik berupa obesitas dan hipersomnia, sedangkan dampak psikologis bias berupa gangguan depresi, serta ansietas/kecemasan hingga bunuh diri. Sedangkan dampak pada fungsi sosial diantaranya terganggunya relasi dengan orang sekitar (keluarga dan orang tua) dan isolasi diri.

“Namun, adiksi internet ini belum dianggap masalah serius. Peran keluarga untuk membuat anak adiksi juga besar karena sebagian besar keluarga menyediakan internet dengan leluasa di rumah,” ujar Kristiana.

Kristina menjelaskan, angka prevelansi Indonesia yang tinggi sekitar 31,4 persen karena adanya kemudahan mengakses telepon pintar. Sekitar 96 persen penggunaan internet dilakukan di rumah yang disediakan orangtua. (c-hu)