21
Thu, Nov

Anak Muda Juga Berpeluang Stroke

Dok. Lazisnu Pucakwangi

Cerita
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 29 Oktober 2022—Setiap orang berisiko terkena penyakit stroke, baik karena faktor risiko bawaan maupun karena gaya hidup yang tidak sehat. Meskipun stroke cenderung menyerang orang berusia lanjut, anak mudah tidak lepas dari risiko terkena stroke. Untuk itu, perlu untuk mengetahui gejala serta faktor risiko stroke sejak dini untuk mencegahnya sejak sekarang hingga di kemudian hari.

Kepala Dinas Kesehatan Provisi DI Yogyakarta Pembajun Setyanigastutie mengatakan, setiap tahun, stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Dalam hal ini, stroke tergolong sebagai penyakit katastropik karena berdampak luas secara ekonomi dan sosial. Di Indonesia, stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Setiap tahun, 550.000 orang Indonesia menderita penyakit stroke.

”Meskipun stroke cenderung terjadi pada lanjut usia, saat ini stroke di Indonesia paling banyak dialami oleh kaum muda akibat gaya hidup melalui pola makan yang tidak disiplin, jarang olahraga, dan kebiasaan merokok. Hal ini tentu memengaruhi produktivitas masyarakat dan negara,” ujarnya dalam acara Jambore Stroke Indonesia bertajuk ”Mari Gelorakan Perang Semesta Melawan Stroke” di Yogyakarta, memperingati Hari Stroke Sedunia pada Sabtu (29/10/2022) yang diikuti secara daring.

Pada kegiatan yang sama, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Mohammad Adib Khumaidi menyampaikan, secara umum, stroke merupakan penyebab kecacatan nomor tiga dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Di Indonesia, satu dari empat orang punya risiko yang tinggi terkena stroke.

Hal ini menjadi alasan permasalahan stroke perlu menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. Menurut dia, masyarakat perlu menyadari bahwa stroke merupakan penyakit yang harus dicegah sejak dini, baik dengan menjaga gaya dan pola hidup yang sehat maupun dengan menambah pengetahuan mengenai stroke.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum Yayasan Stroke Indonesia Teguh AS Ranakusuma menambahkan, masalah utama yang dihadapi dalam penanganan stroke berkaitan dengan anggaran kesehatan masih sedikit. Ini karena masalah kesehatan seringkali tidak mendapatkan perhatian dan komitmen dari pemerintah.

Pemerintah perlu memberi perhatian khusus, baik bagi penyakit stroke maupun penyakit dengan risiko kematian tinggi lainnya. Hal itu membutuhkan political will dari para pengambil kebijakan agar memberi perhatian pada anggaran untuk stroke dan mendorong strategi penanganan penyakit stroke yang lebih mutakhir. (c-hu)