27
Sat, Apr

1 Oktober, Hari Lansia Internasional

Foto: Clakclik.com

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 2 Oktober 2023--Fasilitas pelatihan keterampilan dan kesehatan yang terpadu perlu dipersiapkan agar menghasilkan penduduk lansia yang produktif dan sehat. Sejak 2021, Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua karena jumlah lansia sudah melebihi 10 persen dari total penduduk.

”Kebijakan yang perlu dibuat oleh negara tidak bisa jangka pendek. Lebih antisipatif terhadap tren peningkatan penduduk tua. Kurang lazim jika hanya menyediakan kesempatan kerja khusus lansia, sebaliknya yang lazim adalah menyiapkan lansia yang sehat dan tetap produktif,” ujar dosen Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan, Indrasari Tjandraningsih, saat diminta tanggapannya terkait peringatan Hari Lansia Internasional, Minggu (1/10/2023).

Setiap tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Lansia Internasional. Pada 14 Desember 1990, Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa memutuskan untuk menetapkan tanggal peringatan itu dan tercantum dalam Resolusi 45/106.

Fasilitas pelatihan keterampilan perlu terus ditingkatkan, terutama untuk mengakomodasi warga yang berada di sektor informal. Kemudian, bidang-bidang pekerjaan yang diprioritaskan bagi lansia tetap produktif juga perlu terus dirancang. Indrasari mencontohkan bidang pekerjaan jasa layanan, perawatan, dan produksi barang yang sifatnya ringan.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menambahkan, lapangan pekerjaan formal relatif lebih susah menerima orang tua karena lapangan pekerjaan seperti ini biasanya menuntut kecepatan bekerja pekerja yang tinggi. Lapangan pekerjaan di UMKM paling memungkinkan karena risiko bekerja rendah, misalnya UMKM kerajinan, kesenian, pertanian, perdagangan, dan jasa.

”Jika lansia tidak produktif (bekerja), mereka akan menjadi kelompok yang bergantung kepada penduduk usia muda. Akibatnya, konsumsi mereka turun dan bisa berdampak ke pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.

Beberapa profesi, kata Tauhid, sebenarnya tetap butuh tenaga kerja lansia dan akan membuat perpanjangan usia pensiun. Sebagai contoh, dokter spesialis dan guru berpengalaman. Sejumlah badan usaha milik negara juga sudah mulai tetap mengaryakan karyawan lansia meski hubungan kerjanya bersifat kontraktual.

Berdasarkan laporan Statistik Penduduk Lanjut Usia 2022, yang dirilis oleh BPS, pada Desember 2022, persentase lansia meningkat setidaknya 3 persen selama lebih dari satu dekade (2010-2021) sehingga menjadi 10,82 persen. Umur harapan hidup juga meningkat dari 69,81 tahun pada 2010 menjadi 71,57 tahun di tahun 2021.

Data Sakernas BPS pada Agustus 2022 menyebutkan, lebih dari separuh lansia masih bekerja (52,55 persen) dan mencari pekerjaan (1,54 persen). Sebanyak 3 dari 5 lansia (62,02 persen) di perdesaan bekerja. Jumlah ini lebih besar daripada lansia di perkotaan yang bekerja (44,76 persen). (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.