Juwana, Clakclik.com—Meski ketebalannya semakin berkurang karena penebangan, pelebaran tambak tak terkendali dan timbunan sampah yang mematikan tunas-tunas muda, hutan mangrove muara Sungai Juwana adalah tempat habitat ribuan burung.
Pagi itu, Minggu (5/1/2020), Clakclik.com berkesempatan melakukan perjalanan tiga jam dari sekitar pelabuhan Juwana menuju muara hingga memasuki laut lepas. Ada nuansa menantang dan keindahan yang bisa kita nikmati.
Simak juga: https://www.clakclik.com/video/51-videos/838-burung-mangrove-sungai-juwana-pati-jawa-tengah-indonesia
Tantangannya adalah kita bisa merasakan bagaimana digoyang ombak seperti ditengah laut saat perahu yang kita tumpangi berpapasan dengan kapal-kapal besar baik yang akan bersandar di pelabuhan maupun yang baru berangkat berlayar menuju laut.
Sementara keindahan yang tidak bisa kita jumpai di sungai-sungai lain di wilayah Kabupaten Pati adalah kita akan disambut ribuan burung yang tinggal di hutan mangrove. Pada saat kita melewatinya dengan perahu, burung-burung itu berhamburan-beterbangan, hinggap di dahan mangrove lalu terbang lagi.
Sebagian burung bahkan melakukan manuver diatas perahu yang kita tumpangi. Sebagian lagi terbang menyambar-nyambar seakan menyapa kita yang sedang melewatinya.
Jika kita melakukan perjalanan di pagi hari, saat cuaca mendukung, kita juga akan mendapati sunrise disela-sela hutan mangrove. Burung beterbangan diterpa sinar mentari pagi menjadikan nuansa indah menenangkan hati. Sejenak, kita bisa melupakan aneka hiruk pikuk kehidupan didarat yang melelah-jengkelkan.
Jika kita melakukan perjalanan di sore hari, burung-burung itu juga menyapa kita. Beterbangan hilir mudik, bersiap menuju sarang untuk beristirahat. Lambaian sayap mereke seakan memberi salam selamat pulang, selamat beristirahat dan aman sampai tujuan.
“Kami, para nelayan, setiap hari mendapatkan sambutan burung-burung itu. Rasanya di hati menjadi tentram. Maka, kami merasa perlu mengenalkan situasi ini kepada banyak orang. Kali Juwana juga menyimpan keindahan yang luar biasa. Menyimpan sensasi yang tidak bisa dinikmati di tempat lain. Oleh karena itu, kami mencoba mendesain agar rute perjalanan harian kami mencari nafkah ini jadi rute wisata,” Kata Munandirin, Sekretaris Kelompok Nelayan Sejahtera Desa Bumirejo, Juwana.
Ide tentang pemanfaatan rute nelayan tradisional Juwana untuk wisata ini didukung oleh beberapa kalangan. Diantaranya adalah dari Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana atau yang lebih dikenal dengan Jampisawan.
“Wisata di hilir Kali Juwana ini cocoknya ya wisata edukasi. Selain para wisatawan bisa merasakan sensasi goyangan ombak kapal di perahu yang mereka tumpangi, mereka juga bisa belajar soal mangrove, spesies burung dan yang tidak kalah penting membantu membersihkan sampah yang ada disekitar mangrove,” Kata Sunhadi, Koordinator Jampisawan. (c-hu)