BANDUNG, 01 Oktober 2019 – Tingginya minat masyarakat terhadap ekowisata perlu dibarengi dengan kepedulian menjaga lingkungan. Karakter kepedulian melestarikan lingkungan wajib ditanamkan sejak dini. Jika tidak, alam terancam rusak akibat ulah manusia.
“Kesadaran cinta lingkungan harus ditumbuhkan. Salah satu caranya dengan mengajak anak-anak tidak membuang sampah sembarangan saat berwisata,” ujar Pengendali Ekosistem Hutan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Rudi Kurniawan, Senin (30/9/2019).
Hal itu disampaikan Rudi dalam eco adventure di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda, Bandung, Jabar. Kegiatan yang diikuti sekitar 200 siswa tingkat SD hingga SMA itu digelar oleh Yayasan Lembaga Indonesia Amerika (LIA) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Rudi mengatakan, sejumlah kawasan ekowisata sudah mendukung upaya kepedulian terhadap lingkungan. Mulai dari mengimbau pengunjung tidak membuang sampah sembarangan, menyediakan tempat sampah, hingga memberikan sanksi bagi pengunjung yang melanggarnya.
Bahkan, di beberapa wisata gunung, seperti Gunung Gede Pangrango, pengunjung diwajibkan membawa kembali sampah yang dibawa saat mendaki. Aturan tersebut dibuat agar pendaki tidak meninggalkan sampah di puncak gunung.
Akan tetapi, aturan itu tidak akan efektif tanpa dibarengi kesadaran pengunjung. “Aturan akan efektif jika dipatuhi. Persoalannya masih ada pemakluman terhadap pelanggarnya. Oleh sebab itu, kesadaran harus ditanamkan sejak anak-anak,” jelasnya.
Rudi mencontohkan, di negara maju seperti Jepang, kawasan ekowisata sangat dijaga kelestariannya. Masyarakat di negara itu menyadari alam sangat penting untuk mendukung kehidupan manusia.
Jika dirusak, kebermanfaatan alam akan berkurang. Dampaknya berpotensi mendatangkan bencana yang mengancam keselamatan manusia.
Ketua Pengurus Yayasan LIA Hendardji Soepandji menuturkan, kegiatan itu diikuti siswa dari sejumlah kota, di antaranya Bandung, Jakarta, Palembang, Padang, dan Medan. LIA merupakan yayasan yang bergerak di bidang jasa pendidikan, terutama bahasa.
Hendardji berharap, melalui kegiatan itu, siswa memahami cara berwisata yang baik tanpa harus merusak lingkungan. Pihaknya juga menyarankan siswa membawa tumbler untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai.
“Kami mengajak siswa berwisata tidak hanya untuk bersenang-senang. Tetapi, juga diedukasi melestarikan lingkungan. Sebab, alam harus dijaga untuk mendukung kehidupan di masa depan,” ujarnya.
Kompas.id | 01/10/2019 | Judul Asli: Tanamkan Kesadaran Lingkungan dengan Ekowisata | Diadaptasi oleh Clakclik.com untuk kepentingan edukasi