08
Tue, Oct

Adaptasi Kebiasaan Baru: Peran Santri dalam Mendukung Pemerintah Menanggulangi Covid-19

Ilustrasi / Clakclik.com

Opini
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Oleh: Zumrotun Silatin; Peserta KKN-MDR 2020 IPMAFA Pati

Covid-19 mampu mengubah kebiasaan kita sehari-hari baik di sekolah, di rumah , di tempat kerja, di jalan, di pesantren dan dimanapun. Kita dibuat seakan akan tak berdaya, karena gerak langkah kita dibatasi oleh adanya virus Covid-19, untuk melawan virus hal utama yang perlu kita lakukan yaitu dengan melakukan tindakan pencegahan seperti sering cuci tangan memakai sabun, menerapkan etika pakai masker, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga jarak dan hindari kerumunan. Bukankah itu cukup mudah? Intinya kita harus selalu berperilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini mungkin terlihat sepele, tetapi kenyataannya masih banyak yang tidak menerapkan hal tersebut.

Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang namanya corona, sebuah makhluk sangat kecil berukuran 125 nanometer tetapi bisa menyebabkan kematian. Covid-19 ditandai dengan gejala batuk pilek, flu, demam, gangguan pernapasan, namun ada juga yang tidak nampak/ tidak muncul gejalanya, dan dalam kondisi parah bisa menyebabkan gagal napas dan berakhir pada kematian.

Penularan Virus dapat berpindah secara langsung melalui percikan batuk dan bersin bahkan napas orang yang terinfeksi dan kemudian terhirup orang sehat. Virus juga dapat menyebar secara tidak langsung melalui benda-benda yang sudah tercemar virus akibat percikan atau sentuhan tangan yang tercemar virus. Virus dapat tertinggal di permukaan benda-benda dan hidup selama beberapa jam bahkan beberapa hari.

“New Normal” dapat diartikan menjadi Adaptasi Kebiasaan Baru. Maksud dari Adaptasi Kebiasaan Baru adalah agar kita dapat belajar, bekerja dan beraktivitas dengan produktif seperti biasanya di era Pandemi Covid-19. Kita dituntut untuk mampu mengadaptasi atau menyesuaikan kebiasaan baru dimanapun kita berada baik di rumah, di kantor, di sekolah, di tempat ibadah, di pondok pesantren dan juga di tempat-tempat umum, seperti terminal, pasar, dan mal.

Diharapkan dengan menerapkan kebiasaan baru dimanapun, semakin mudah dan cepat menjadi kebiasaan individu dan kebiasaan di masyarakat. Dengan demikian, kita dapat belajar, beribadah, bekerja dan beraktivitas seperti biasanya dengan aman, sehat serta produktif.

Adaptasi kebiasaan baru yang dimaksud adalah:

- sering cuci tangan pakai sabun
- pakai masker
- jaga jarak
- istirahat cukup dan rajin olahraga
- makan makanan bergizi seimbang
- menjaga imun tubuh

Diatas adalah pesan kunci yang perlu dilakukan secara disiplin, baik secara individu maupun kolektif agar tujuan yang dimaksud dapat tercapai. Penanganan pandemi Covid-19 bukan hanya sekedar mengatasi penyebaran virusnya, tetapi juga pentingnya membangun pemahaman dan kesadaran masyarakat terkait dengan virus ini dan cara menyikapinya.

Pembangkangan terhadap protokol kesehatan dan adanya persepsi keliru tentang Covid-19 juga masih banyak ditemui di sebagian kalangan masyarakat. Di sini peran serta santri dalam tataran hablum minannas patut untuk dihadirkan dan dikedepankan untuk kemaslahatan umat pada masa pandemi Covid-19.

Kaum santri yang kesehariannya identik dengan kultur kehidupan transendental, memiliki peranan tak kalah penting dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial. Dengan keteladanan dan kesalehan sosialnya, santri dapat berperan sebagai agen perubahan “agent of change” dalam membantu mengubah paradigma, mindset, dan perilaku apatis masyarakat terkait adanya Covid-19.

Melalui pendekatan ala santri, masyarakat yang apatis, belum paham, atau bahkan yang sama sekali tidak percaya tentang adanya Covid-19 dapat diberikan pencerahan tentang bahaya nyata virus ini. Peranan lain santri adalah sebagai social influencer (pemeberi pengaruh sosial).

peran santri dalam hal ini adalah dapat membantu mengomunikasikan dan mendiseminasikan secara efektif kepada masyarakat tentang kebijakan-kebijakan pemerintah menyangkut penanganan Covid-19.

Bagaimanapun hebatnya sebuah kebijakan penanganan Covid-19, kiranya akan sulit mencapai hasil maksimal jika warga masyarakatnya kurang sepenuhnya mendukung atau bahkan tidak mematuhi kebijakan dimaksud. Selain itu, santri juga dapat berperan memberikan edukasi kepada warga masyarakat bawasannya pentingnya mematuhi protokol kesehatan, termasuk dalam juga dalam menjaga lingkungannya dalam upaya pencegahan Covid-19. Peran serta santri juga bertujuan pula untuk meluruskan persepsi keliru sebagian masyarakat akar rumput mengenai Covid-19.

Bersama para barisan santri, marilah kita rapatkan barisan (shaf) dan kita ikrarkan jihad melawan Covid-19. Semoga pandemi segera berlalu dan kehidupan umat segera kembali normal seperti semula (sebelumnya). Salam Sehat.