30
Mon, Dec

Berlebihan Konsumsi Minuman Manis, Anak-anak Terancam Diabetes Tipe 2

Foto: Clakclik.com

Cerita
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 31 Mei 2024--Data Survei Kesehatan Indonesia menunjukkan lebih dari 50 persen anak-anak usia 3-14 tahun mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali sehari. Tingkat konsumsi minuman manis pada anak merupakan yang paling tinggi dibandingkan kelompok usia lain.

Baca juga: https://www.clakclik.com/72-peristiwa/2298-kemarau-telah-tiba

Baca juga: https://www.clakclik.com/72-peristiwa/2294-kemarau-ratusan-hektar-tanaman-padi-di-pucakwangi-terancam-mati

Secara rinci, proporsi kebiasaan konsumsi minuman manis lebih dari satu kali sehari pada anak usia 3-4 tahun sebesar 51,4 persen, usia 5-9 tahun sebesar 53,0 persen, dan usia 10-14 tahun sebesar 50,7 persen. Sementara rata-rata nasional, proporsi kebiasaan minuman manis masyarakat yang lebih dari satu kali sehari sebesar 47,5 persen.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, tingginya konsumsi minuman manis pada anak-anak di Indonesia meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2 yang semakin dini. Jika sebelumnya pasien diabetes melitus tipe 2 ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun, kini tidak jarang ditemukan pasien usia anak.

Bahkan, terdapat laporan anak usia enam tahun yang mengidap penyakit diabetes melitus tipe 2. Penyakit diabetes erat terkait dengan pola makan yang tidak sehat, terutama mengonsumsi makanan dan minuman manis. Risiko itu akan semakin meningkat apabila anak kurang gerak.

”Sebetulnya, pada anak itu 90 persen kasus diabetes karena diabetes tipe 1. Itu karena pankreasnya tidak dapat menghasilkan insulin. Namun, diabetes tipe 2 itu lebih karena gaya hidup. Biasanya diawali dengan kondisi obesitas, kemudian menjadi diabetes tipe 2,” katanya, Rabu (30/5/2024).

Penyakit diabetes melitus pada anak patut diwaspadai. Sebab, diabetes menjadi pintu masuk berbagai penyakit lain yang lebih berat, mulai dari serangan jantung, stroke, amputasi, kebutaan, dan gangguan ginjal yang membutuhkan cuci darah seumur hidup. Pada jangka panjang, seseorang dengan diabetes melitus bisa saja tidak hanya mengalami satu jenis penyakit kronis, tetapi juga berbagai penyakit sekaligus.

Semakin dini seseorang mengalami diabetes melitus tipe 2, risiko penyakit-penyakit tersebut akan semakin muda. Karena itu, hal ini harus diwaspadai dan menjadi kesadaran bersama jika terjadi pada anak. (c-hu)