Juwana, Clakclik.com—Banjir yang melanda sekitar 47 desa yang menyebar di 7 kecamatan di Kabupaten Pati hingga hari ke-12 belum ada tanda-tanda surut. Kondisi air yang menggenangi pemukiman, lahan pertanian, dan tambak juga terlihat bening.
Terlihat rumah warga di wilayah Kecamatan Juwana tergenang banjir. Rabu (11/1/2023) merupakan hari ke-12 rumah warga tergenang banjir dan belum ada tanda-tanda surut / Clakclik.com
Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) Sunhadi mengatakan bahwa salah satu penyebab genangan banjir lambat surut adalah karena aliran air banjir menuju laut terhambat parkir kapal.
“Ada sekitar 600-an kapal yang parkir di kanan-kiri badan Sungai Juwana sepanjang sekitar 2 kilo meter lebih. Badan sungai yang lebarnya sekitar 55 meter, hanya tersisakan 10 meter. Itu (10 meter-red) menjadi jalur air menuju laut dari genangan air di pemukiman, lahan pertanian, dan tambak yang luasnya ribuan hektar. Anda bisa bayangkan,” kata Sunhadi yang sedang mengendarai perahu bersama istrinya dari jalan raya menuju rumahnya yang juga tergenang air di Desa Tondomulyo, Kecamatan Jakenan, Rabu (11/1/2023).
Terlihat parkir kapal menutup aliran Sungai Juwana, Rabu (11/1/2023) / Clakclik.com
Munandirin, anggota Jampisawan yang juga ketua kelompok nelayan di Desa Bumirejo, Kecamatan Juwana menambahkan bahwa kapal parkir yang menutup badan Sungai Juwana tidak hanya menyebabkan genangan banjir lambat surut tetapi juga berdampak pada gangguan transportasi bagi nelayan tradisional.
“Karena sungai jadi sempit, arus airnya menjadi sangat deras. Bagi nelayan tradisional dengan perahu kecil sangat berbahaya,” kata Munandirin.
Baca juga: https://www.clakclik.com/72-peristiwa/2094-banjir-di-pati-meluas
Munandirin menambahkan bahwa dilapangan memang sulit untuk memindahkan parkir kapal atau meminta kapal untuk digunakan melaut, karena cuaca di laut juga sedang tidak bersahabat dengan nelayan.
“Namun, jika parkir kapal diatur dengan baik, mungkin akan mengurangi dampak buruk seperti yang kami maksud. Ini parkir kapal semprawut seperti tidak beraturan,” tambah Munandirin. (c-hu)