21
Thu, Nov

Jampisawan: Jika Kapal Mangkrak Tidak Diangkat, Normalisasi Sungai Juwana 40 Miliar Sia-sia

Kapal mangkrak di Sungai Juwana / Clakclik.com

Cerita
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Juwana, Clakclik.com—Persoalan keberadaan kapal mangkrak baik yang dikarenakan peristiwa kebakaran beberapa waktu lalu, maupun kapal-kapal mangkrak lain yang sengaja dibiarkan oleh pemiliknya di tepi kanan kiri badan Sungai Juwana tepat di lokasi proyek normalisasi Sungai Juwana hingga kini belum teratasi.

Kapal mangkrak di Sungai Juwana. Kapal mangkrak yang dibiarkan begitu saja di tepi Sungai Juwana tepat di lokasi proyek normalisasi Sungai Juwana 40 miliar jumlahnya puluhan unit Jika tidak diangkat, proyek normalisasi berpeluang sia-sia / Dokumentasi Jampisawan

Saat Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) melakukan survey lapangan pada Jum’at (8/11/2019) mulai dari bawah jembatan Pantura hingga muara yang merupakan titik lokasi normalisasi, kondisi kapal-kapal mangkrak belum ada yang berubah seperti saat Jampisawan melakukan survey pada Agustus lalu.

Hal tersebut disampaikan Jampisawan melalui salah satu anggotanya yang juga bekerja sebagai nelayan tradisional, Jumadi. Ia menambahkan bahwa saat jampisawan survey pada Agustus lalu, jumlah kapal mangkrak di lokasi proyek normalisasi tersebut sekitar 80-an unit.

Kapal mangkrak di Sungai Juwana. Kapal mangkrak yang dibiarkan begitu saja di tepi Sungai Juwana tepat di lokasi proyek normalisasi Sungai Juwana 40 miliar jumlahnya puluhan unit Jika tidak diangkat, proyek normalisasi berpeluang sia-sia / Dokumentasi Jampisawan

“kami berharap kapal-kapal mangkrak itu diangkat dan lokasi bekas kapal mangkrak itu dikeruk, karena lokasi-lokasi itulah sesungguhnya yang jadi persoalan; terutama bagi nelayan tradisional seperti saya,” Kata Jumadi.

Jumadi menambahkan bahwa jika kapal mangkrak tidak diangkat dan lokasinya tidak dikeruk, proyek normalisasi 40 miliar yang saat ini sedang dikerjakan BBWS pemali Juwana itu tidak ada artinya alias mubadzir. Pasalnya, keberadaan kapal mangkrak akan menjadi lokasi penumpukan lumpur dan sampah yang berdampak pada pendangkalan sungai. (c-hu)