Clakclik.com, 26 Oktober 2019—Laman resmi World Health Organization (WHO), menjelaskan bahwa konsumsi aman garam per hari untuk orang dewasa adalah maksimal 5 gram atau kurang dari satu sendok teh.
Sementara, untuk anak-anak, WHO merekomendasikan asupan garam disesuaikan dengan kebutuhan tubuh mereka, namun tetap tidak melebihi batas maksimal konsumsi aman garam bagi orang dewasa.
WHO juga tidak merekomendasikan pemberian garam kepada anak yang berada pada periode pemberian ASI eksklusif (0-6 bulan). Pemberian garam juga tak direkomendasikan untuk periode pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yaitu usia 6-24 bulan.
Selain itu, WHO juga mengimbau agar semua garam yang dikonsumsi harus diperkaya dengan yodium. Yodium merupakan zat yang sangat penting untuk perkembangan otak pada janin dan anak kecil, serta mengoptimalkan fungsi mental orang pada umumnya.
Kekurangan dan kelebihan Sama-sama Berisiko
Garam memiliki kandungan 40 persen natrium dan 60 persen klorin. Namun, mengkonsumsi garam secara berlebihan berakibat buruk bagi tubuh. Risikonya, peningkatan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Sedangkan kekurangan konsumsi garam juga berbahaya bagi tubuh.
Dikutip dari Healthline, sebuah riset yang melibatkan lebih dari 133 ribu orang di 49 negara dari enam benua, menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi kurang dari 3 gram natrium per hari lebih mungkin untuk terserang penyakit jantung dibandingkan orang yang mengonsumsi natrium 4-5 gram per hari.
Tidak hanya itu, mereka yang mengonsumsi kurang dari 3 gram juga memiliki hasil kesehatan yang lebih buruk. Asupan natrium memiliki pengaruh pada risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Para peneliti juga menemukan bahwa orang dengan tekanan darah tinggi yang mengonsumsi natrium lebih dari 7 gram per hari memiliki risiko penyakit jantung jauh lebih besar dibandingkan mereka yang mengonsumsi natrium 4-5 gram. (c-hu)