Clakclik.com, 24 Oktober 2019—Sudah sejak lama, kita diingatkan tentang bahaya sampah plastik bagi kebersihan alam raya dan kesehatan manusia. Sampah plastik, merupakan sampah yang rata-rata sulit terurai secara alami. Durasi terurainya ada yang 5 tahun hingga 100 tahun.
Sampah plastik di bumi terbukti mencemari bumi sehingga tanah menjadi tidak produktif. Selain itu, tanah yang tercemar sampah plastic jika ditanami tanaman yang bisa dikonsumsi manusia, ia akan menghasilkan makanan yang mengandung zat kimia beracun.
Sampah plastik yang masuk ke laut juga mencemari laut. Dampaknya ditemukan di beberapa tempat hasil penelitian tentang ikan laut yang tidak sehat lagi untuk dikonsumsi karena mengandung zat kimia berbahaya akibat paparan sampah plastic di laut.
Tebaru, penelitian tentang cemaran plastik mikro pada garam yang dilakukan akademisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini baru saja dipublikasikan di Global Journal of Environmental Science and Management (GJESM). Tim peneliti menemukan, plastik mikro telah ditemukan di kolam penghasil garam, sampel air laut, sedimen dan garam yang baru dipanen di daerah Pallengu, Kabupaten Janeponto, Sulawesi Selatan.
Dari tujuh sampel garam yang diteliti, positif mengandung plastik mikro dengan total kontaminasi 58,3 persen. Sementara dari 16 sampel air yang diteliti, ditemukan 31 partikel plastik mikro pada 11 sampel. Tingkat kontaminasinya secara keseluruhan 68,75 persen.
Penelitian terpisah oleh peneliti kimia laut dan ekotoksikologi Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Reza Cordova dan tim, di tambak di Pantai Utara Jawa sebelumnya juga menemukan cemaran plastik mikro pada garam, rata-rata 10-20 partikel plastik mikro per kilogram garam.
Lokasi penelitian ini di tambak garam Pati, Kudus, Demak, dan Rembang. Dia menduga, plastik mikro pada garam ini berasal dari air laut yang sudah tercemar. Selain itu, ada juga kemungkinan masuknya plastik mikro setelah pemanenan karena banyak menggunakan plastik.
Plastik mikro (microplastics) adalah partikel plastik berdiameter kurang dari 5 milimeter (mm) atau sebesar biji wijen hingga 330 mikron (0,33 mm). Adapun plastik nano (nanoplastics) berukuran lebih kecil dari 330 mikron. Plastik mikro atau pun nano ini terbentuk dari bahan plastik yang mengalami degradasi di alam, namun tidak sepenuhnya terurai.
Dalam partikel plastik itu terkandung bahan kimia berbahaya, seperti PCBs, DDE, nonylphenols/NP dan logam berat bersifat karsinogenik pemicu kanker.