Sukolilo, Clakclik.com—Kabar tentang hilangnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bernama Sunarti (42 tahun) Binti Sunardi , warga Desa Wotan Kecamatan Sukolilo, Pati, selama 20 tahun di Arab Saudi, ramai diperbincangkan di media sosial selama seminggu ini.
Clakclik.com pada Minggu (20/10/2019) mencoba menelusuri kabar tersebut ke desa dimana keluarga Sunarti tinggal; yakni di Dukuh Karangturi Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo.
Clakclik.com bersama salah satu kuasa hukum pihak keluarga; Bambang Riyanto, SH advokat yang tergabung dalam Kantor Hukum AR. Effendy & Partner dari DKI Jakarta menjumpai keluarga Sunarti; yakni 2 orang kakak perempuannya bernama Sudarsi (47 tahun) dan Isfaimah (50 tahun) serta 1 orang kakak laki-lakinya bernama Sunoto Paidun (44 tahun).
Sudarsi sebagai juru bicara keluarga menceritakan bahwa keberangkatan Sunarti ke Arab Saudi pada tahun 1999 merupakan keberangkatan yang ketiga. Menurut Sudarsi keberangkatan pertama dan kedua adik kandungnya itu dianggap sukses dan berhasil mengangkat ekonomi keluarga.
“Setiap dua tahun sekali, dia pulang. Alhamdulillah dapat hasil dan bisa mengangkat ekonomi keluarga, bisa memperbaiki rumah, dan lain-lain,” Kata Sudarsi.
Sudarsi tidak menyangka bahwa tahun 1999 itu merupakan akhir pertemuannya dengan adiknya hingga saat ini.
“Selang sebulan lebih sedikit ia menikah, Sunarti kembali pamit merantau ke Arab Saudi. Karena suaminya mengijinkan, kami semua juga mengijinkan. Apalagi Sunarti sudah pengalaman dua kali ke Arab. Sedikitpun kami tak ada rasa khawatir. Kebetulan di tahun 1999 itu, di desa kami memang sedang trend perempuan merantau ke Arab,” Terang Sudarsi.
Tidak Ada Kabar
Sudarsi dan saudara-saudaranya mengaku bahwa kepergian Sunarti yang ketiga ini tidak begitu diperhatikan. Hal ini disebabkan adiknya itu sudah memiliki suami. Semuanya diserahkan kepada suami Sunarti; termasuk soal komunikasi.
Saat ditemui Clakclik.com, dirumah Sunoto Paidun, Minggu (20/10/2019) keluarga tidak menceritakan bagaimana sosok suami Sunarti. Mereka hanya menceritakan bahwa suami Sunarti merupakan lelaki pendiam; jarang berkomunikasi dengan keluarga. Tidak diceritakan apakah selama Sunarti merantau suaminya membangun komunikasi atau tidak, namun setelah 3 tahun Sunarti tidak ada kabar, sang suami menikah lagi.
“Mulai saat itu keluarga mengambil alih mengurus hilangnya Sunarti. Sudah semua “orang pintar” kami datangi. Bahkan sampai foto-foto Sunarti habis, namun tidak ada hasilnya,” Tutur Sudarsi.
Tidak hanya berusaha meminta tolong “orang pintar”, Sunoto Paidun juga mengaku aktif memantau program-program pemutihan TKI Arab Saudi.
“Biasanya kan setiap berapa tahun sekali, Arab Saudi ada pemutihan TKI. Mereka yang tertangkap entah karena illegal atau karena ada kasus, dipulangkan ke Indonesia. Selama ini sudah 3 kali saya memantau, namun tidak menemukan adik saya terdaftar disitu,” Ujar Sunoto.
Keluarga mengaku sejak berangkat dari rumah tahun 1999 hingga sekarang tidak pernah ada kontak dengan Sunarti. Selain itu, keluarga juga mengaku tidak menyimpan dokumen apapun terkait kepergian Sunarti ke Arab Saudi yang ketiga kali itu.
“Saya hanya tahu kalau adik saya berangkat ke Arab menggunakan agen yang sama seperti saat dia berangkat pertama dan kedua; yakni PT. Amri Margatama. Beberapa hari lalu saya mencoba mencari keberadaan PT tersebut di Grobogan. Saat saya datang ke alamat PT tersebut, ternyata sudah tidak ada. Saya bertanya ke warga sekitar, dikasih tahu bahwa bapak yang mengelola PT itu sudah meninggal dunia. Saya bingung harus melakukan apalagi agar saya dan keluarga bisa mendapatkan kejelasan soal adik kami,” Ujar Sudarsi.
Selain aneka usaha yang dilakukan keluarga, anak Sudarsi berinisiatif menceritakan situasi yang dialami keluarganya itu di media sosial. Beragam masukan dari warganet bermunculan.
Saat ini, Sudarsi dan keluarga mendapatkan pendampingan dan menguasakan kasusnya kepada Kantor Hukum AR. Effendy & Partner dari DKI Jakarta. Proses yang sedang dilakukan adalah pengumpulan data petunjuk untuk melacak keberadan Sunarti. (c-hu)