06
Mon, May

Ancaman Bencana Terus Meningkat, Presiden Minta Warga Waspada

Dok. Jampisawan

Cerita
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 18 Februari 2023--Potensi bencana di dunia dilaporkan meningkat hingga lima kali lipat dalam 50 tahun terakhir. Begitu pula bencana di Indonesia, frekuensinya naik 81 persen dalam 12 tahun terakhir.

Karena itu, selain meminta masyarakat waspada, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pentingnya pemanfaatan teknologi untuk mempercepat proses pencarian dan pertolongan korban bencana.

”Menurut data yang saya miliki, potensi bencana di dunia ini cenderung semakin tinggi, frekuensinya lima kali lipat naik selama 50 tahun terakhir, lima kali lipat. Hati-hati,” kata Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Kerja Basarnas dan Rapat Koordinasi Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) Tahun 2023 di Kantor Pusat Badan SAR Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2023).

Frekuensi bencana di Indonesia juga mengalami peningkatan 81 persen dari 1.945 kejadian pada 2010 menjadi 3.542 kejadian pada 2022. ”Kenaikannya, sekali lagi, dalam 12 tahun ini 81 persen,” ujar Presiden.

Menurut Presiden, Indonesia juga pernah mengalami kecelakaan besar, di antaranya Air Asia pada 2014 yang jatuh di perairan Belitung, kemudian Sriwijaya SJ-182 di Kepulauan Seribu pada 2021.

”Saya mengikuti dan beberapa saya melihat langsung di lapangan, kecepatan respons dari Basarnas saya harus menyampaikan apa adanya, sangat cepat. Memang harapan korban dan harapan korban itu bertumpu pada tim SAR,” ucapnya.

Namun, Presiden kembali menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi untuk mempercepat proses pencarian dan pertolongan korban bencana. Pasalnya, kecepatan evakuasi menentukan jumlah nyawa korban yang dapat diselamatkan. Karena itu, Basarnas didorong untuk terus meningkatkan penggunaan teknologi agar penanganan bencana dapat berjalan dengan lebih efektif.

”Masih banyak yang harus dimiliki Basarnas, misalnya drone rescue, meskipun tadi saya lihat drone-nya, tapi kalau drone untuk mengevakuasi orang kita belum memiliki. Kemudian juga untuk efektivitas pertolongan dan pencarian ini sudah digunakan beberapa negara di Amerika, Jepang, robot ular (snake robot),” ujarnya.

Lebih lanjut, Presiden menginstruksikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung untuk membantu Basarnas mendapatkan peralatan tersebut. ”Nanti Pak Menko PMK tolong dicatat, Sekretaris Kabinet Pak Seskab nanti dibantu Basarnas untuk memiliki peralatan yang tadi saya sampaikan,” ucap Presiden.

Selain penggunaan teknologi, keterlibatan masyarakat juga menjadi sangat penting dalam proses pertolongan dan pencarian korban, terutama di daerah rawan bencana. Presiden mendorong Basarnas untuk melibatkan masyarakat melalui edukasi tentang pertolongan awal yang bisa dilakukan saat terjadi bencana. (c-hu)