20
Mon, May

Ibadah Haji 2020 M/1441 H: Peserta Terbatas, Terapkan Protokol Covid-19

Ilustrasi /kompasiana.com

Cerita
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 14 Juli 2020—Kerajaan Arab Saudi telah menutup pendaftaran calon jemaah haji pada Jum’at (10/7/2020). Sebelumnya, pendaftaran calon Jemaah haji dibuka secara daring (dalam jaringan) bagi warga asing yang tinggal di Arab Saudi.

Musim haji 2020 di Arab Saudi hanya diikuti sekitar 1.000 anggota jemaah dengan usia 20-65 tahun.

Menteri Haji Arab Saudi Mohammed Saleh Benten mengatakan, mereka yang boleh mendaftar dipastikan tidak memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes dan jantung. ”Jemaah dilarang menyentuh dinding Kabah dan Hajar Aswad. Jemaah membawa sajadah sendiri karena karpet masjid akan dilepas,” ujar Saleh Benten seperti dikutip laman Kompas.id, Selasa (14/7/2020).

Mohammed Saleh Benten meminta jemaah menggunakan tiga lantai dalam melakukan sa’i, berlari kecil antara bukit Shafa dan Marwa. ”Kami buatkan trek agar jemaah bisa memenuhi protokol kesehatan dan tak menumpuk di lantai dasar,” ujar Saleh Binten.

Selain itu, Benten juga mengimbau panitia penyelenggara tidak mengizinkan lebih dari 50 orang setiap rombongan untuk melempar jumrah. ”Panitia juga harus menyediakan kerikil yang dipakai untuk melempar jumrah, dan (kerikil) itu sudah harus didisinfektan,” tambahnya.

Pemerintah Indonesia telah mengumumkan tidak akan memberangkatkan jemaah haji pada 2020. Namun, sampai saat ini masih ada beberapa orang dan majelis taklim yang menanyakan boleh tidaknya pergi haji.

Mengingat situasi pandemi belum mereda, kita menilai tepat imbauan Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel agar umat Islam Indonesia tak nekat berangkat haji. ”Sekarang ini sulit sekali untuk masuk Arab Saudi. Tak perlu mencoba macam-macam cara atau tergoda tawaran ini-itu. Orang di sini (Arab Saudi) saja sulit mendapat izin haji,” ujar Agus Maftuh (Kompas, 12/7/2020).

Sebagian warga berkeyakinan bahwa haji adalah panggilan. Kalau sudah terpanggil, dia pasti bisa berangkat. Namun, dalam situasi pandemi yang di Indonesia juga belum mereda, kurang tepat jika kita memegang teguh keyakinan itu sebab setiap orang bisa menularkan atau tertular Covid-19. Bukankah menghindari lebih baik daripada menantang bahaya. (c-hu)