Clakclik.com, 15 Mei 2020—Sekitar 95 persen keluarga mengalami stres akibat pandemi dan pembatasan sosial karena wabah Covid-19.
Temuan ini merupakan laporan survey Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang dilakukan selama April-Mei 2020 pada 20 ribu keluarga di Indonesia.
Dalam artikel tentang Hari Keluarga Internasional yang ditulis oleh M Zaid Wahyudi di Kompas.id, (15/5/2020) Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN M Yani, mengatakan, bukan hanya ancaman penyakitnya yang menimbulkan stres masyarakat, melainkan juga dampak ekonomi yang menyertainya.
”Masyarakat merasa stres, sedih, cemas, mengalami kesulitan tidur, memengaruhi nafsu makan, menimbulkan rasa putus asa, hingga ada yang punya pikiran bunuh diri,” kata M Yani di laman Kompas.id (15/5/2020).
Gejala cemas dan depresi yang ditunjukkan masyarakat itu sejalan dengan data swaperiksa Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia yang dipublikasikan akhir April lalu.
Sebanyak 63 responden mengalami kecemasan dengan gejala berpikir sesuatu yang buruk akan terjadi, kuatir berlebih, mudah marah, dan sulit rileks atau santai.
Selain itu, 66 responden mengaku depresi dengan gejala mengalami gangguan tidur, kurang percaya diri, lebih tidak bertenaga, hingga kehilangan minat.
Sedangkan 80 persen responden mengaku punya gejala stres pascatrauma psikologis karena mengalami atau menyaksikan peristiwa tak menyenangkan terkait Covid-19, seperti merasa berjarak dan terpisah dari orang lain atau waspada terus-menerus. (c-hu)