23
Sat, Nov

Bencana Covid-19 di Pati: Bantuan Terus Mengalir Ke Pemkab, Warga Tanya Kapan & Kemana Disalurkan

Ilustrasi / Istimewa

Cerita
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Pati, Clakclik.com—Merespon wabah Covid-19 di Kabupaten Pati, sejumlah organisasi, pengusaha dan para donatur menyalurkan bantuan logistik melalui Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati. Terbaru, seorang pengusaha bawang merah asal Juwana menyerahkan bantuan berupa ratusan kardus mie instant dan sembako kepada Pemkab Pati. Bantuan itu diterima Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pati di Pendopo Kabupaten Pati, Kamis (30/4/2020).

Sebelumnya sejumlah pihak juga memberikan bantuan logistik untuk masyarakat Pati terdampak wabah Covid-19 melalui Pemkab. Diantaranya dari PT. Keluarga Sehat Sejahtera dan LoeKita Foundation, anggota DPR RI Firman Soebagyo dan sejumlah donator lainnya.

Banyaknya bantuan yang diterima oleh Pemkab Pati dari pihak swasta dan para donatur menjadi perhatian warga.

Bisri Musthofa, warga Sukolilo mempertanyakan kemana bantuan-bantuan tersebut disalurkan pemerintah. “ Di media, diberitakan Pemkab banyak dapat bantuan untuk penanganan Covid-19 dari pihak swasta dan donatur, tapi kok dilapangan maupun diberita saya tidak pernah mendengar ada penyaluran bantuan dari Pemkab. Saya yang tidak tahu atau memang belum ada?,” tanya Bisri.

Sementara itu, Selamet Riyanto, aktivis sosial yang selama ini mengembangkan program bantuan logistik untuk warga miskin yang tidak mendapatkan program bantuan sosial pemerintah seperti PKH, BPNT dan lain-lain, menanggapi pernyataan Bupati Pati tentang alasan kehati-hatian sehingga Pemkab belum membagikan bantuan terkait program Covid-19.

Menurut Selamet, sesungguhnya pedoman utama program-program pemerintah termasuk program bantuan sosial kuncinya adalah akurasi data.

“Kalau Pemkab punya data yang valid, menyerahkan bantuan itu gampang dan tidak akan ada gejolak. Program PKH yang tidak valid saja sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa gejolak. Jadi hati-hati penting, tapi jangan berlebihan. Apalagi pemerintah itu kan punya aparat hingga di desa,” kata Selamet.

Selamet juga mengatakan bahwa saat ini di desa-desa terutama pelaku UMKM sudah terpuruk; omset menurun hingga tidak aktif lagi berjualan. Selain itu, banyak orang mudik dari merantau pulang dengan tangan hampa dan saat ini menjadi pengangguran di desa.

“Kita berharap pemerintah kerja cepat. Kan ini situasinya darurat bencana, jadi tidak bisa santai seperti menjalankan program regular atau program yang umum. Pemerintah harus gerak cepat terkait penanganan dampak sosial ekonomi bencana Covid-19 ini,” pungkas Selamet. (c-hu)