26
Fri, Apr

Soal Rontoknya Dinding Lantai 5 RSUD Kayen, Warganet Kecewa & Curiga; Aktivis Minta Inspektorat Turun Tangan

RSDU Kayen / Istimewa

Peristiwa
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Kayen, Clakclik.com—Berita tentang rontoknya dinding lantai 5 RSUD Kayen yang umur pembangunannya belum genap setahun banyak mendapatkan respon dari warga Kabupaten Pati yang aktif di media sosial atau yang popular disebut warganet alias netizen.

Pantauan Clakclik.com dari dua grup popular warga Pati yakni grup facebook KAAP (Komunitas Anak Asli Pati) dan WPK (Wong Pati Kidul), hingga 25 Februari Jam 22.30 WIB terhitung sudah dikomentari 169 warganet.

Baca juga: https://www.clakclik.com/72-peristiwa/921-belum-genap-setahun-dinding-lantai-5-rsud-kayen-rontok

Mereka yang menulis komentarnya rata-rata berkomentar curiga pada proses pembangunan Gedung lima lantai RSUD kayen tersebut. Selain curiga, sebagian juga merasa kecewa dan khawatir karena RSUD Kayen merupakan fasilitas kesehatan umum terdekat bagi warga Pati Selatan seperti Sukolilo, Kayen, dan Tambakromo.

Ada dua jenis komentar lain yang menyertai dan layak untuk diverifikasi lebih jauh. Pertama, beberapa netizen menulis bahwa selain dinding yang rontok, ada juga plafon yang sudah ambrol. Kedua, terkait dengan pelayanan, beberapa netizen memberikan komentar bahwa pelayanan yang diberikan oleh RSUD Kayen juga terkesan kurang baik.

Screenshoot komentar warganet pada berita soal rontoknya dinding lantai 5 gedung RSDU Kayen / Clakclik.com

Dibangun bagus2 , tapi kalo kualitas pelayanannya buruk sama saja--- judes-judes dan sengak-sengak, lelete poll. Plapone ae wes do ambrul (dibangun bagus gedungnya tapi kalau kualitas pelayanan buruk sama saja, judes, kejam dan lambat sekali. Plafonnya saja sudah ambrol-Red),” Komen salah satu akun facebook anggota KAAP.

Aktivis yang juga pengacara publik Bambang Riyanto, SH menilai ditengah jaman yang sudah canggih seperti saat ini, respon media sosial atas kejadian nyata di lapangan perlu menjdi perhatian.

“Media sosial itu merupakan saluran ekspresi masyarakat. Media mainstream sudah dikuasai elit, pemerintah, pemodal dan tokoh-tokoh tertentu. Justru kalau ingin mendengar dan melihat informasi lebih nyata ya melalui medsos; meskipun tentu saja harus disaring,” Kata Bambang, Selasa (25/2/2020).

Oleh karena itu, Bambang menyarankan agar pihak Inspektorat turun tangan. Termasuk penting juga bagi Pemda Pati melakukan patrol cyber guna merespon keluhan dan informasi-informasi penting dari warganet di grup-grup komunitas warga Pati.

"Misalnya ya seperti kasus dinding RSUD Kayen yang belum ada setahun sudah ambrol itu kan kemudian ada informasi penyerta. Ada plafon yang sudah mulai rusak dan juga soal pelayanan yang kurang baik. Informasi dari warganet harus di cek, di verifikasi di lapangan. Kalau benar harus segara ditindaklanjuti, kalau tidak terbukti, fitnah dan masuk kategori hoax, maka harus dilakukan penegakan hukum sesuai UU ITE. Pemerintah bisa bekerjasama dengan pihak kepolisian,” Pungkas Bambang. (c-hu)