Pati, Clakclik.com—Wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah sudah memasuki musim penghujan. Pada Sabtu (2/11/2019) di beberapa wilayah Kabupaten Pati mengalami hujan pertama kali setelah dilanda kemarau panjang dan krisis air.
Namun demikian, hujan pertama ini justru membawa peringatan kepada masyarakat. Turunnya hujan pertama kali di wilayah Kabupaten Pati tersebut tidak hanya membawa kesejukan dan kembalinya ketersediaan air bagi warga, namun juga mendatangkan ancaman bencana.
Di Kecamatan Sukolilo, hujan pertama tersebut mengakibatkan banjir bandang. Peristiwa ini melanda jalan raya Pati-Purwodadi tepatnya disekitar perempatan jalan pasar Sukolilo. Beberapa kios pasar tergenang air. Ruas jalan Pati-Sukolilo juga tergenang air selutut orang dewasa dengan arus yang deras. Beberapa sepeda motor terjebak banjir dan mogok.
Di Kecamatan Gembong, pagar Balai Desa Sitiluhur longsor dan roboh menimpa rumah warga. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir jutaan rupiah karena kejadian tersebut.
Di Pati Kota, keluhan bau busuk dan banjir sampah disampaikan oleh warga Desa Sugiharjo, Kecamatan Pati Kota. Mereka mengaku setelah hujan deras dan terjadi banjir pada Sabtu (2/11/2019) malam hari, sungai-sungai kecil di kampung mengalir deras bersama sampah dan bau busuk.
“Banjir di sungai dekat rumah saya, airnya hitam dan berbau menyengat serta membawa banyak sampah,” Kata Joko Pramono, Warga Desa Sugiharjo.
Selain itu, banjir juga mengakibatkan jalur pantura Pati-Juwana tepatnya sebelah barat lampu merah jalur lingkar selatan (JLS) Pati tergenang air.
Abdul Rohim, warga Desa Sitimulyo, Kecamatan Pucakwangi yang melintas sekitar pukul 23.30 WIB mengaku bahwa kondisi jalan masih tergenang air.
“Badan jalan masih tergenang air meskipun masih bisa dilewati kendaraan. Ada banyak polisi berjaga di lolasi,” Kata Abdul Rohim.
Merespon situasi tersebut, Koordinator Ahli Waris Kendeng (AWK) Bambang Riyanto, SH angkat bicara. Ia mengatakan bahwa peristiwa tersebut menjadi peringatan untuk masyarakat dan pemerintah Kabupaten Pati.
“Kondisi alam di Kendeng dan Muria yang merupakan wilayah hulu sungai-sungai yang melintas di Kabupaten Pati kondisinya rusak parah. Di Sukolilo, praktik pertambangan tak terkendali. Selain itu hutan gundul dan beralih fungsi menjadi lahan tanaman palawija. Hal yang sama juga terjadi di kawasan lereng muria. Alih fungsi lahan sangat massif,” Terang Bambang.
Oleh karena itu, ia menghimbau agar masyarakat dan pemerintah siap siaga menghadapi bencana yang menyertai musim hujan yakni; banjir dan longsor.
“ingat, ini baru permulaan musim penghujan. Diperkirakan puncak musim hujan terjadi sekitar Januari – Februari 2020. Mari semua siaga dan waspada. Mudah-mudahan tidak ada korban akibat datangnya musim penghujan,” Pungkas Bambang. (c-hu)