26
Fri, Apr

Program PKH dan BPNT Jadi Pergunjingan Warganet Pati

Ilustrasi/Clakclik.com

Peristiwa
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Pati, Clakclik.com—Kecenderungan memanfaatkan media sosial untuk kontrol kebijakan pemerintah sudah mulai berkembang di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Pengamatan Clakclik.com, di beberapa grup facebook warga Pati,dalam minggu ini terdapat beberapa isu yang menarik untuk dicermati.

Isu yang paling hits dan cukup lama menjadi sorotan adalah dua isu bantuan sosial program Kementerian Sosial RI yakni PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).

Pada Jumat (25/10/2019), dua grup facebook besar di Pati, yakni new KAAP (Komunitas Anak Asli Pati) dengan anggota 10.898 akun, dan grup WPK (Wong Pati Kidul) dengan anggota 250.873 akun, bahkan berbarengan membicarakan soal kedua program tersebut.

Grup WPK mengangkat tema soal program PKH dan BPNT yang  menurut mereka banyak salah sasaran. Ukuran yang digunakan sangat sederhana, orang miskin, rumahnya miring dan akan ambruk, penghuninya lansia dan jompo tidak mendapatkan PKH dan BPNT, sementara orang yang rumahnya berdinding tembok, berlantai keramik, memiliki sawah dan sepeda motor, malah mendapatkan PKH dan BPNT. Kasus pemantiknya adalah temuan fakta-fakta di wilayah Kecamatan Sukolilo.

Diskusi soal PKH di grup new KAAP  menyangkut soal pemberitaan di media online Kabupaten Tegal, Jawa Tengah yang mengangkat tema soal ada 300 Keluarga penerima Manfaat (PKM) PKH di Kecamatan Lebaksiu, Kabupate Tegal mengundurkan diri setelah ada program labelisasi rumah bagi penerima PKH.
Menurut  sebagian anggota grup new KAAP, labelisasi rumah penerima bantuan PKH merupakan salah satu cara untuk memastikan apakah penerima PKH benar-benar warga miskin atau tidak.

Kecenderungan para petugas PKH maupun dinas sosial yang bergerak setelah ada kasus diekspose menambah rentetan panjang protes warganet. Mereka menuduh bahwa para petugas itu sesungguhnya telah mengetahui berbagai masalah, namun tidak melakukan tindakan jika tidak dipersoalkan masyarakat.

“Semoga dengan kecerewetan warganet atas masalah-masalah tersebut, orang-orang yang bekerja dan mendapatkan gaji dari program-program pemerintah itu tergerak hatinya untuk bekerja secara sungguh-sungguh. Jangan sampai mereka justru mempermainkan program untuk orang miskin,” Harap akun Facebook Buyut Rono Astro.

Merespon fenomena itu, aktivis sosial dari Rumah Matahari Pati, Ari Subekti menyatakan bahwa kondisi itu adalah alarm untuk pemerintah dan para petugas lapangan program-program bantuan sosial tersebut.

"Kalau sudah menjadi pergunjingan publik meskipun tempatnya di medsos, tidak bisa dianggap remeh. Jika dilapangan tidak ada fakta, pasti tidak akan terjadi pergunjingan yang meluas. Jika yang disodorkan oleh salah satu warganet ternyata hoax, pasti ia akan dibully di medsos. Kalau semua menggunjing dan menyoal, berarti dilapangan memang benar ada masalah. Para petugas harus merespon dengan benar," Terang Ari Subekti. (c-hu)