Clakclik.com, 30 Oktober 2024 — Debat perdana Pilkada Jawa Tengah digelar pada Rabu (30/10/2024) malam. Dalam sesi pertama debat itu, calon gubernur nomor urut 1 Andika Perkasa menyoroti penurunan indeks demokrasi di Jateng. Adapun calon gubernur nomor urut 2 Ahmad Luthfi menyebut nama Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Seperti diketahui, Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng diikuti dua pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur, yakni pasangan nomor urut 1 Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi) serta pasangan nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Pada segmen pertama, masing-masing paslon menyampaikan visi misi mereka. Andika mendapatkan kesempatan pertama untuk memaparkan visi-misinya yang berjudul “Jembatan Emas Mewujudkan Jawa Tengah Aman, Sejahtera, Berdikari dan Ramah Lingkungan”.
Dalam kesempatan itu, Andika menyoroti sejumlah pekerjaan rumah bagi pemimpin Jateng di masa mendatang. Salah satunya terkait indeks demokrasi di Jateng yang disebutnya menunjukkan tren penurunan.
“Trennya memburuk selama tiga tahun terakhir. Tujuh dari 10 indikator menunjukkan penurunan. Begitu juga indeks pelayanan publik, tiga tahun terakhir trennya memburuk yang mungkin disebabkan oleh turunnya penilaian integritas oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), turunnya indeks demokrasi, maupun turunnya efisiensi perekonomian Jateng,” ucap Andika.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks demokrasi di Jateng pada tahun 2021 sebesar 81,15. Pada 2022, angkanya naik menjadi 84,79. Namun, pada 2023, indeks demokrasi di Jateng menurun menjadi 80,87.
Andika juga menyoroti soal kesenjangan lama pendidikan masyarakat di Jateng. Mantan Panglima TNI itu menyebut, rata-rata lama sekolah masyarakat di Jateng pada usia 25 tahun ke atas sekitar 8 tahun. Ada satu kota yang disebut Andika memiliki rata-rata lama sekolah 11,5 tahun, sementara di kota lain ada yang lama rata-rata sekolahnya 6,4 tahun.
Menurut Andika, gubernur dan wakil gubernur Jateng mendatang memiliki tantangan yang tidak mudah karena mereka dihadapkan pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan yang pertama, yakni mengentaskan kemiskinan. Tujuan itu diharapkan bisa tercapai pada tahun 2030. Padahal, hingga kini, di Jateng masih ada 10,47 persen rakyat miskin.
“Malam ini kami siap terlibat dalam debat yang menyangkut tata kelola pemerintahan, membahas kepemimpinan dan reformasi birokrasi untuk mewujudkan Jateng yang lebih akuntabel dan transparan. Kami siap memberikan gagasan dan kami siap menerima kritikan serta masukan untuk perbaikan konsep masing-masing, apabila diantara kami ada yang mendapat amanah menjadi gubernur dan wakil gubernur,” tuturnya.
Sementara itu, pasangan Luthfi-Yasin menyampaikan visi-misi yang berjudul “Jateng Maju Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045”. Visi-misi itu dipaparkan secara bergantian oleh Luthfi dan Yasin.
Luthfi menyebut, maju adalah tujuan bersama dan maju pada 2045 merupakan tujuan nasional. Supaya hal itu bisa tercapai, menurutnya, pemerintah pusat, para akademisi, kelompok masyarakat, dan semua pihak terintegrasi untuk membangun Jateng dengan hati.
“Untuk mencapai itu kami merencang 6 misi dan 50 rencana aksi yang kami tuangkan dalam 11 komitmen yakni, subsidi pangan murah, kesehatan dan pendidikan gratis serta 8 program ngopeni, yaitu ngopeni pesantren, ngopeni pekerja, ngopeni UMKM, ngopeni nelayan dan petani, serta ngopeni dengan hati,” ujar Luthfi.
Luthfi menyebut, hal-hal tersebut bisa terlaksana apabila tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik, ditunjang kepemimpinan yang memasyarakat, yang tahu dan bisa menyelesaikan masalah.
“‘Ngopeni adalah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat sebagaimana dicontohkan oleh Presiden ke-7, yaitu Bapak Joko Widodo yang mendukung kami. Kemudian, nglakoni adalah bisa menyelesikan permasalahan masyarakat, ada di tengah masyarakat, selalu tahu penderitaan masyarakat, sebagaimana diperintahkan Presiden Prabowo Subianto kepada saya untuk ngopeni dan nglakoni di Jateng,” imbuhnya.
Sementara itu, Yasin menuturkan, prinsip ngopeni dan nglakoni tersebut pernah ia lakukan saat menjabat sebagai Wakil Gubernur Jateng pada periode sebelumnya. Menurutnya, sejak 2019, pihaknya telah memberi insentif kepada guru agama, baik musim dan agama lain.
“Kami juga memberikan biaya pendidikan kepada siswa-siswi madrasah aliyah, baik swasta dan negari. Kami memberikan penghargaan bagi penghafal kitab suci agama, sekaligus memberikan pelyanan eko-tren,” ucap Yasin.
Yasin berharap, ia dan Luthfi bisa bermanfaat bagi masyarakat dan bisa menyejahterakan masyarakat Jateng. (c-hu)