Clakclik.com, 6 Nopember 2024 — Berdasarkan pemantauan cuaca dari Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, dalam beberapa hari terakhir telah terlihat adanya peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya di bagian tengah dan selatan. Dalam sepekan ke depan, diperkirakan curah hujan merata di berbagai wilayah di Indonesia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyampaikan, saat ini wilayah Indonesia memang belum sepenuhnya masuk musim hujan. Akan tetapi, sejak 4 November terlihat beberapa sirkulasi siklonik yang terletak di Samudra Hindia barat laut Sumatera dan angin konvergensi yang memanjang dari Samudra Hindia.
”Secara meteorologis, ada juga pertemuan angin terpantau di Samudra Hindia barat Bengkulu dan Laut Andaman pesisir barat Sumatera. Berdasarkan tiga hal, yaitu sirkulasi siklonik, konvergensi, dan daerah pertemuan angin, ini menanfakan adanya potensi pertumbuhan awan hujan di daerah tersebut,” ujarnya, Selasa (5/11/2024).
Dari hasil analisis BMKG, pertumbuhan awan hujan ini berbeda jika dibandingkan dengan kondisi cuaca pada akhir Oktober lalu yang didominasi dengan cuaca panas dan terik. Labilitas atmosfer yang meningkat ini akibat berkurangnya pengaruh Siklon Tropis Kong-Rey dan aktifnya gelombang Rossby Ekuator di wilayah Indonesia.
BMKG juga memonitor adanya gangguan atmosfer yang ada di wilayah utara Indonesia atau tepatnya di Samudra Pasifik sebelah timur FIlipina berupa Siklon Tropis Yinxing. Siklon Tropis Yinxing yang memiliki kecepatan angin maksimum 40 knot ini memberikan pengaruh terhadap dinamika cuaca di wilayah Indonesia.
Pertumbuhan siklon tropis ini memberikan dua dampak yang berbeda, yakni pengurangan hujan di beberapa wilayah dan peningkatan hujan di beberapa wilayah lainnya. Kombinasi dari aktifnya gelombang Rossby Ekuator dan pertumbuhan Siklon Tropis Yinxing ini yang dapat menyebabkan peningkatan curah hujan yang lebih merata dalam seminggu ke depan.
BMKG memberikan peringatan dini terhadap potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di hampir semua provinsi. Potensi hujan masih didominasi pada sore hingga menjelang malam hari dengan sebaran tidak merata dan durasi relatif singkat. Hal ini umum terjadi pada masa peralihan dan di awal musim hujan yang diperkirakan terjadi pada awal hingga akhir November.
Dengan adanya potensi hujan sedang hingga lebat tidak merata di sejumlah wilayah Indonesia, BMKG mengimbau masyarakat agar dapat meningkatkan persiapan. Kewaspadaan juga perlu ditingkatkan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan cuaca ekstrem lainnya, terutama di daerah rawan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers ”Climate Outlook 2025” secara daring, Senin (4/11/2024), mengatakan, berdasarkan prediksi kondisi dinamika atmosfer, sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mengalami curah hujan normal pada 2025. Adapun curah hujan tahun ini diprediksi berkisar 1.000-5.000 milimeter per tahun.
”Sebanyak 67 persen wilayah Indonesia berpotensi mendapatkan curah hujan tahunan lebih dari 2.500 milimeter per tahun, yakni kategori tinggi,” ungkapnya.
Dwikorita menekankan, kondisi iklim 2025 yang mayoritas diprediksi mengalami sifat hujan normal hingga atas normal perlu dimaksimalkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman khususnya di wilayah sentra pangan. Kemudian, perlu juga memaksimalkan pengisian waduk, bendungan, dan embung air untuk mendukung ketahanan air dan energi. (c-hu)