Clakclik.com, 8 Oktober 2022--Tragedi Kanjuruhan yang menelan 130 korban jiwa menjadi sorotan koran-koran luar negeri. Lewat berita yang ditampilkan, dunia menyampaikan duka yang mendalam kepada para korban sekaligus menyampaikan kritik perbaikan terhadap sepak bola Indonesia.
Total ada 43 koran dari 22 negara yang ikut memuat berita terkait Tragedi Kanjuruhan pada edisi 3 Oktober 2022. Koran-koran tersebut tersebar mulai dari kawasan Asia hingga Amerika. Di Asia Tenggara terdapat koran New Straits Times dan juga surat kabar berbahasa Mandarin yang terbit di Singapura, yaitu Lianhe Zaobao.
Masih dari kawasan Asia terdapat koran The New Indian Express serta koran China Daily. Selanjutnya surat kabar di kawasan Teluk, seperti Kuwait Times (Kuwait) dan Gulf News, serta The National yang terbit di Uni Emirat Arab, juga turut mengabarkan tragedi yang terjadi di Kabupaten Malang tersebut.
Surat kabar di kawasan Eropa juga ikut mewartakan berita duka ini. Dari Belanda terdapat surat kabar Algemeen Dagblad dan Het Parool. Keduanya memasang foto suasana Kanjuruhan sebesar setengah halaman pada lembar muka koran.
Surat kabar terbitan Austria yang berbahasa Jerman, Kurier, juga melakukan hal serupa dengan dua koran dari Belanda dengan memasang foto berukuran besar di halaman muka. Tidak ketinggalan pula koran terbitan Irlandia (The Irish Time) dan dari Afrika Selatan (Cape Times dan The Mercury).
Setiap surat kabar memberikan ruang dan porsi yang beragam terkait pemberitaan Tragedi Kanjuruhan. Porsi perhatian paling besar tampak dari pemasangan foto dan pemuatan berita pada halaman pertama. Kemudian ada yang hanya memasang foto lengkap dengan keterangan di bawah foto.
Ada juga yang memberitakan peristiwa kelam tersebut di halaman bagian dalam koran. Mayoritas surat kabar yang memuat berita Kanjuruhan pada halaman depan mereka menyajikan secara lengkap, yaitu terdapat foto dan beritanya.
Secara garis besar, surat kabar dari beberapa negara yang memberitakan Tragedi Kanjuruhan mewartakan jumlah korban dan kronologi singkat terjadinya petaka tersebut. Poin yang selalu muncul dan ditekankan pada setiap surat kabar ialah momen kunci ketika polisi menembakkan gas air mata dalam upaya mengendalikan massa. (c-hu)