Clakclik.com, 5 Maret 2021--Pemerintah Indonesia berencana mengimpor 1 juta ton beras melalui Perum Bulog untuk menjaga stok. Rencana ini dinilai memukul petani yang tengah memasuki panen raya musim tanam (MT) 2020/2021 dan kecenderungan turunnya harga gabah.
Baca juga: Residu Pestisida Kimia Bisa Bertahan Hingga 20 Tahun di Lahan Pertanian (clakclik.com)
Rencana pemerintah itu tertuang dalam paparan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pemerintah mengupayakan impor beras 500.000 ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP) dan 500.000 ton untuk kebutuhan Bulog. Target penyerapan Bulog sepanjang Maret-Mei 2021 mencapai 900.000 ton dan Juni-September 2021 sebanyak 500.000 ton.
”Pemerintah melihat pentingnya komoditas pangan, salah satunya penyediaan beras dengan stok 1 juta-1,5 juta ton,” kata Airlangga dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021 yang digelar secara daring, Kamis (4/3/2021).
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menambahkan, impor tersebut telah disepakati dalam rapat koordinasi terbatas. Tujuannya menjaga stok cadangan Bulog. Kendati demikian, dia tidak menyampaikan waktu realisasi, asal negara impor, beserta harganya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, produksi gabah kering giling (GKG) sepanjang Januari-April 2021 mencapai 25,37 juta ton atau 14,54 juta ton setara beras. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan produksi pada Januari-April 2019 yang mencapai 23,78 juta ton GKG atau 13,63 juta ton beras serta Januari-April 2020 yang sebanyak 19,99 juta ton GKG atau 11,46 juta ton beras. (c-hu)