Pati, Clakclik.com—Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) menyerukan kepada pemerintah untuk segera membuat Gerakan bersih Sungai Juwana. Pasalnya, keberadaan sampah plastic di Sungai Juwana sudah berbahaya.
Juru Bucara Jampisawan Ari Subekti menjelaskan bahwa selama bulan Juli dan Agustus pihaknya melakukan monitoring di Sungai Juwana, menemukan bahwa lumpur, eceng gondok, sampah pertanian, dan sampah rumah tangga menjadi penyebab percepatan pendangkalan-penyempitan atau sedimentasi.
Suami istri nelayan tradisional Sungai Juwana membersihkan jaringnya yang penuh sampah plastik setelah digunakan menjaring ikan di kawasan hutan mangrove Sungai Juwana, Jum'at (19/8/2022) / Clakclik.com
Sedangkan sampah plastik terindikasi berpotensi mencemari air dan tanah di Kawasan Sungai Juwana. Sampah plastik yang ada di Sungai Juwana didominasi oleh plastik pembungus produk dan botol plastik, serta wadah styrofoam makanan instant dari beraneka ragam merk.
“Sampah plastik yang bersumber dari sampah rumah tangga itu, menumpuk dan nyangkut di hutan mangrove. Sementara hutan mangrove di Sungai Juwana merupakan tempat tinggal ikan dan burung. Ada peluang ikan dan burung di lokasi itu terpapar microplastic yang berbahaya bagi manusia dan binatang,” kata Ari Subekti disela kegiatan bersih sampah plastic di Sungai Juwana, Jum’at (19/8/2022).
Oleh karena itu, Jampisawan menghimbau kepada pemerintah dan masyarakat untuk segera melakukan gerakan bersih sungai secara rutin, berkala, dan kontinyu yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Sampah plastik bercampur dengan sampah pertanian dan sampah rumah tangga lainnya menumpun dibawah hutan mangrove di kawasan hilir Sungai Juwana, Jum'at (19/8/2022) / Clakclik.com
Pemerintah juga perlu mengkampanyekan secara massif kepada masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai. Selain itu juga dibarengi dengan penegakan hukum berdasarkan peraturan yang berlaku bagi para pembuang sampah ke sungai.
“Masyarakat perlu didorong agar bergerak terlibat aktif dalam pengelolaan sampah plastik dilingkungan rumah tangga dan desa. Termasuk juga lembaga pendidikan harus dorong agar turut serta dalam kampanye dan gerakan bersih sungai untu mewujudkan sungai bersih terutama dari sampah plastik,” tambah Ari.
Kegiatan monitoring Sungai Juwana yang dilakukan secara berkala dan rutin oleh Jampisawan ini didukung Yayasan YAPHI Solo. (c-hu)