21
Thu, Nov

Dafa Riski Budiono; Bocah Yatim Umur 6 Tahun Derita Leukimia. Butuh Uluran Tangan

Dafa Riski Budiono sedang menjalani perawatan di RSU Kariaidi Semarang, Jumat (11/10/2019/Dokumen keluarga

Cerita
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Kayen, Clakclik.com—Bocah bernama Dafa Riski Budiono (6 tahun) warga Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, menderita penyakit leukemia atau kanker darah. Saat ini bocah tersebut menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum (RSU) Kariadi, Semarang.

Bocah yang sejak usia 4 tahun ditinggal mati bapaknya itu pertama kali diketahui menderita leukemia dari RSU Kayen. Saat berita ini diturunkan, Jumat (11/10/2019) ia sudah 3 hari menjalani rawat inap di RSU Kariadi Semarang.

Menurut Laman idai.or.id yang dikelolah oleh Indonesian Pedriatic Society (IDAI), Leukemia adalah kanker sel darah putih atau leukosit. Kanker ini menyerang sumsum tulang karena disanalah leukosit diproduksi.

Akibat kanker ini, maka sumsum tulang didominasi oleh sel-sel kanker sehingga fungsi sumsum tulang terganggu. Sumsum tulang terletak di rongga tulang yang berfungsi sebagai tempat produksi komponen-komponen darah, seperti sel darah merah, trombosit dan sel darah putih.

Penyakit leukemia menyebabkan fungsi sumsum tulang terganggu, sehingga seluruh kegiatan produksi darah (hematopoesis), yaitu : pembetukan sel darah merah (eritropoesis), pembentukan sel limfosit (limfopoesis), pembentukan trombosit (trombopoesis) dan granulopoesis mengalami gangguan.

Anak yang menderita sakit ini akan mengalami anemia, mudah mengalami perdarahan dan mudah terkena infeksi.

Yuniati (29 tahun), ibunda Dafa mengatakan bahwa sebelum dibawa ke RSU Kariadi, ia sudah membawa anaknya keluar masuk rumah sakit untuk berobat.

“Ya saya bawa kesana kemari. Ke RSU Kayen, lalu saya bingung karena tidak ada perubahan saya bawa ke RSU Soewondo dan kembali ke RSU Kayen lagi. Dari RSU Kayen akhirnya saya dikasih rujukan untuk dibawa ke RSU Kariadi,” Terang Yuniati (29 tahun), ibunda Dafa, melalui telepon saat dihubungi Clakclik.com, Jumat, (11/10/2019).

Sambil menunggui anaknya, Yuniati bercerita bahwa saat ini merasa kebingungan. Hal itu disebabkan karena ia tidak memiliki biaya untuk pengobatan anaknya. Ia juga mengaku bahwa ia dan anaknya tidak memiliki kartu BPJS sehingga tidak bisa mendapatkan pengobatan gratis.

“Kartu BPJS baru diuruskan keluarga. Katanya baru bisa berfungsi tanggal 15 Oktober nanti. Padahal, biaya perawatan Dafa disini mahal. Untuk kehidupan sehar-hari saja saya sering mendapatkan bantuan dari tetangga. Apalagi untuk biaya rumah sakit Dafa,” Cerita Yuniati.

Soni Hana Fika (21 tahun) pemuda Desa Jatiroto yang saat ini sedang menggalang bantuan dana untuk pengobatan Dafa, mengatakan bahwa keluarga Dafa memang tergolong keluarga tidak mampu. Dafa hidup hanya bersama ibunya. Sementara ibunya hanya ibu rumah tangga dan tidak memiliki pekerjaan tetap.

Soni bersama para pemuda desa tergerak untuk menggalang dana dikarenakan biaya perawatan Dafa cukup mahal.

“Saya dapat informasi, hanya untuk biaya perawatan Dafa saja satu hari sekitar 5 juta rupiah, belum lagi biaya lainnya. Jadi sebagai masyarakat apalagi tetangga, kami merasa harus terlibat menanggung beban Ibu Yuniati,” Ujar Soni, Jumat (11/10/2019) malam kepada Clakclik.com.

Soni mengaku, selain kelompoknya, saat ini pihak-pihak yang telah berproses menggalang dukungan adalah Sahabat Ansor-Banser Kecamatan Kayen dan Jaringan Pemuda Perantau Kayen.

Ia berharap ada banyak pihak yang terketuk hatinya untuk terlibat membantu meringankan beban Ibu Yuliati. Dan memohon kepada semua pihak untuk mendoakan kesembuhan Dafa. (c-hu)