02
Wed, Apr

Kesejahteraan Guru PAUD Di Pati Masih Terabaikan

Guru memanfaatkan media wayang dalam proses pembelajaran di PAUD/Dokumen PAUD Joglo, Pati

Cerita
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Pati, Clakclik.com—Kualitas pembelajaran di PAUD (pendidikan anak usia dini) oleh banyak ahli dianggap sebagai proses pembelajaran yang penting. Hal itu disebabkan karena proses tersebut bertepatan dengan periode kritis sekaligus periode emas pertumbuhan otak manusia.

Mengingat hal tersebut, guru PAUD memiliki tanggung jawab yang berat. Proses pembelajaran yang tidak tepat di jenjang PAUD bisa berdampak panjang  bagi anak dalam menapaki fase perkembangan berikutnya.

Namun demikian, tanggung jawab yang berat itu tidak sebanding dengan reward yang didapatkan. Hal itu terkait dengan perhatian pemerintah dan masyarakat  terhadap guru PAUD yang masih sangat minim.

Petrus, Pengelola PAUD Joglo di Pati mengatakan bahwa di masyarakat, menjadi guru PAUD masih dianggap hanya sekedar menjadi teman anak untuk bermain.

“Jadi, karena hanya dianggap main-main, ya wajar kalau reward-nya juga kecil. Padahal secara substansi tanggung jawabnya besar. Makanya perlu edukasi kepada masyarakat terkait soal pentingnya kualitas pembelajaran di PAUD,” Ujar Petrus, Jum’at (11/10/2019).

Petrus menambahkan bahwa guru PAUD juga memiliki beban yang sama dengan guru di jenjang pendidikan lain seperti SD, SMP, SMA.

“Guru PAUD itu bekerja minimal 4 jam, bahkan ada yang sampai 6 jam. Guru yang serius biasanya juga mengalokasikan waktu minimal 2 jam dirumah untuk pekerjaan administrasi seperti membuat RPPH,RPPM dan mengembangkan atau membuat bahan ajar,” terang Petrus.

Sayangnya, tanggung jawab yang berat tersebut tidak dibarengi dengan reward yang memadai. Hasil wawancara Clakclik.com pada beberapa guru PAUD, mereka mengaku rata-rata setiap bulan hanya mendapatkan reward 100 ribu hingga 150 ribu rupiah. Ada beberapa yang mengaku  mendapatkan 200 ribu.

Para guru PAUD juga menginformasikan bahwa PAUD mereka mendapatkan dana BOP (bantuan operasional pendidikan), namun dana BOP itu fokusnya bukan untuk kesejahteraan guru.

Para guru PAUD itu berharap kedepan ada peningkatan kesejahteraan untuk mereka, agar bisa membantu mereka meningkatkan konsentrasi dalam mendampingi anak-anak PAUD.

“Seperti sekarang ini ya kami masih bingung. Satu sisi harus mendamping anak-anak di PAUD, sisi lain tugas-tugas diluar menunggu. Termasuk tugas kerumahtanggaan kami,” Kata salah satu guru PAUD yang diwawancarai Clakclik.com, Jumat (11/10/2019) pagi.

Rata-rata guru PAUD di desa-desa di Kabupaten Pati juga bekerja di sektor lain untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ada yang menjadi pedagang online, pemilik toko kelontong dan juga merangkap sebagai guru TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an). (c-hu)