Pati, Clakclik.com—Permintaan agar semua pihak jujur terkait Covid-19 itu disampaikan Bupati Pati Haryanto yang juga sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid -19 Pati dalam sambutan rapat virtual menyambut fase new normal bersama para kepala OPD, camat dan kepala desa, Selasa (7/7/2020).
“Sebagai upaya dalam mengantisipasi persebaran covid tersebut, Bupati menekankan bahwa kuncinya adalah diantaranya kejujuran dari semua pihak. Sebab bertemu dengan OTG bisa dimana saja,” tulis laman https://humas.patikab.go.id/, Selasa (7/7/2020).
Pernyataan Bupati Pati Haryanto itu mendapatkan respon balik dari masyarakat. Pasalnya, selama ini sebagian masyarakat menilai bahwa data yang disampaikan pemerintah terkait Covid-19 di Pati sering tidak sesuai dengan fakta. Tidak hanya itu, antara data tertulis dengan informasi yang disampaikan pejabat juga sering berbeda.
Petrus, warga Pati yang juga pekerja sosial di Yayasan SHEEP Indonesia menyoroti soal data yang ditulis dan data yang disampaikan oleh pejabat; termasuk juga persoalan data pemerintah dengan fakta lapangan.
“Misalnya hari ini, menurut gugus tugas, ada 3 pedagang Pasar Gembong positif Covid-19, sedangkan update website Covid19 Pati hingga jam 17.00 hari ini jumlah positif Covid-19 adalah 5 orang. Padahal di hari sebelumnya 4 orang. Harusnya 4 ditambah 3 jadi 7 orang,” kata Petrus, Selasa (7/7/2020) malam.
Masih menurut Petrus hal yang sama juga terkait dengan zonasi. Hingga sore hari, Kecamatan Gembong dalam website Covid19 Pati masih berwarna hijau yang artinya hanya ada ODP, padahal jika suatu daerah ada pasien positif Covid-19 harusnya masuk kategori zona merah.
“Jadi, saya kurang paham apa indikator yang dijadikan standart pihak gugus tugas Covid-19 Pati dalam menyusun dan menyajikan data,” tambah Petrus.
Informasi lain juga disampaikan warga Desa Tondomulyo yang enggan disebut namanya bahwa hingga Selasa (7/7/2020), masih ada 5 orang tetangganya yang dikarantina di Hotel Kencana.
“Hingga hari ini masih 5 mas, 2 orang sudah lebih dari satu bulan dan yang lainnya sekitar 3 minggu,” tulis warga Tondomulyo itu melalui pesan Whatsapp kepada Clakclik.com.
Sebelumnya, di Desa Tondomulyo sempat heboh dan tegang karena lebih dari 100 orang di rapid test oleh petugas dengan penjelasan yang kurang memadai. Saat dilakukan rapid test terjadi beberapa insiden, diantaranya ada warga yang melarikan diri ke persawahan, ada juga yang pergi meninggalkan rumah hingga malam hari untuk menghindari petugas.
Mengomentari kondisi itu, aktivis dan pengacara publik Bambang Riyanto meminta agar pihak pemerintah terbuka dan jujur soal data Covid-19 di Pati.
“Pihak GTPP harusnya terbuka agar masyarakat tidak bingung. Jangan bilang melandai kalau kasusnya naik. Saat ini di masyarakat terkesan sudah tidak ada kasus Covid-19 di Pati. Kegiatan sosial di desa banyak yang berjalan tanpa protokol Covid-19. Memang baiknya semua pihak jujur dalam hal Covid-19 ini, termasuk pemerintah,” kata Bambang. (c-hu)