“Kabeh kalah karo duit, kene wong cilik iso opo?," tulis salah satu komentar warga di facebook
Pati, Clakclik.com—Bau busuk di Jalan Pantura Pati-Juwana tepatnya masuk wilayah administrasi Desa Purworejo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah terus menerus menjadi sorotan publik sejak beroperasinya pabrik pengolahan ikan sekitar awal 2017 lalu.
Beberapa kali, keluhan masyarakat sempat direspon oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati, namun masalah bau busuk hingga sekarang tidak hilang.
Tangkapan layar komentar warga soal bau busuk pantura di media sosial facebook, minggu (21/6/2020) / Clakclik.com
Menurut Joko Pramono, salah satu pegiat lingkungan di Pati, ada persoalan perbedaan cara pandang para pihak termasuk masyarakat yang butuh jembatan. Satu sisi, pihak perusahaan berpedoman soal legal formal perijinan, sementara pihak pemerintah seperti DLH dalam proses mengeluarkan ijin menggunakan standart-standart ilmiah yang diukur dengan data tertulis dan laboratorium. Sedangkan masyarakat sangat sederhana yakni jika masih ada bau busuk dan mengganggu, berarti ada persoalan.
“Nah, dari 3 pihak dan 3 cara pandang itu, bagaimana menjembataninya. Yang jelas saat ini warga dirugikan dan terganggu dengan bau busuk yang sewaktu-waktu menghampiri mereka mengikuti arah angin,” kata Joko Pramono, Senin (22/6/2020).
Tangkapan layar komentar warga soal bau busuk pantura di media sosial facebook, minggu (21/6/2020) / Clakclik.com
Di media sosial, pembicaraan tentang bau busuk itu ramai di salah satu grup facebook terbesar warga Pati pada Minggu (21/6/2020).
Aneka keluhan disampaikan oleh banyak akun facebook. Sebagian komen bernada frustasi karena persoalan yang sudah sangat lama tapi tidak bisa terselesaikan dan mereka tidak berdaya.
“Kabeh kalah karo duit, kene wong cilik iso opo? (semua kalah dengan uang, kita orang kecil bisa apa-red),” tulis salah satu komentar. (c-hu)