Pati, Clakclik.com—Keluhan tentang bau busuk yang bersumber dari perusahaan pengolahan ikan di Pantura Pati sudah lama disampaikan masyarakat.
Setidaknya, sejak perusahaan pengolahan ikan itu di bangun, masyarakat di wilayah Kecamatan Jakenan seperti Desa Tondomulyo, Karangrowo dan Ngastorejo pernah mengeluh soal bau tersebut. Warge Kecamatan Pati Kota seperti yang tinggal di Desa Sugiharjo, Kecamatan Juwana seperti Desa Gadingrejo dan beberapa desa yang sama juga pernah mengeluh. Terakhir, keluhan sering kita dengar di media social (medsos) dari warga yang tinggal di beberapa desa di Kecamatan Wedarijaksa.
“Ambune uleng-ulengan ngene iki sing nduwe pabrik mikir gak ya? Ko Pantura Juwana kok mambu sampai desaku Pagerharjo. Saben yahmene dicekoi ambu iwak bosok. (baunya begini menyengat seperti iki apakah yang punya pabrik mikir apa tidak ya? Dari Pantura Juwana kok baunya sampai di desaku; Pagerharjo (Kecamatan Wedarijaksa—Red). Tiap jam segini kami dicekoki bau ikan busuk),” Tulis salah satu akun facebook di Grup Komunitas Anak asli Pati, Jum’at (29/11/2019).
Keluhan warganet tentang bau busuk yang diposting di grup FB Komunitas Anak Asli Pati/KAAP, 29 Nopember 2019 / Clakclik.com, Screenshoot
Postingan tersebut mendapatkan emoji 1.300 akun dan mendapatkan 248 komentar. Hampir rata-rata komentar menyalahkan keberadaan perusahaan yang dimaksud karena tidak mampu mengelola polusi udara berupa bau busuk dengan baik.
Selain menyalahkan perusahaan, sebagian warganet juga menyalahkan pemerintah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup yang dianggap tidak serius memantau dan membantu perusahaan melakukan pengendalian pencemaran.
“Memang keberadaan perusahaan membuka lapangan pekerjaan banyak orang. Namun jika ternyata merugikan lebih banyak orang seperti saat ini, kan tidak adil. Beberapa orang senang karena dapat pekerjaan, ribuan orang tersiksa karena bau busuk yang dihasilkan perusahaan. Mohonlah dinas dan instansi terkait bertindak. Perusahaan juga diharap bersedia mengusahakan bagaimana agar bau busuk itu tidak menyebar,” Tulis salah satu warganet.
Pantauan di lapangan yang dilakukan Clakclik.com di lokasi perusahaan, memang bau busuk selalu ada. Hal ini juga mengganggu pengguna jalan pintura terutama pengguna jalan yang menggunakan sepeda motor. Dikarenakan bau busuk tersebut, Clakclik.com memantau rata-rata pengguna jalan bersepeda motor mengencangkan laju kendaraannya saat melewati perusahaan tersebut.
Di beberapa desa, masyarakat mengakui bahwa bau busuk yang dihasilkan perusahaan tersebut memang tidak selalu tiap hari menghampiri seluruh desa dan tidak terjadi sepanjang hari. "Bau busuk itu timbul tenggelam. Kadang ada, kadang tidak ada. Kayaknya tergantung arah angin. Bau busuk itu bisa datang kapan saja secara tiba-tiba dan juga bisa hilang secara tiba-tiba. Persisi kayak hantu," Kata Ari Subekti warga Desa Gadingrejo, Kecamatan Juwana.
Jika menengok sejarah, sesungguhnya pengaduan soal bau busuk yang dihasilkan perusahaan tersebut sudah beberapa kali diadukan masyarakat ke pihak terkait. Pihak terkait deperti dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pati juga pernah meninjau dan mengakui bahwa bau busuk yang dihasilkan perusahaan tersebut sangat menyengat dan sudah dalam taraf mengganggu serta meresahkan masyarakat. Namun demikian entah mengapa hingga saat ini tidak ada perubahan dan tindakan apapun dari DLH Pati.(c-hu)