25
Mon, Nov

Diduga Karena Normalisasi Sungai Juwana, Satu Rumah Di Desa Kudukeras Hampir Roboh

Rumah pasangan Lansia Paidi (65 tahun) dan Mulyati (62 tahun) di Desa Kudukeras, Juwana harus disangga bambu agar tidak roboh, Minggu (13/10/2019) / Clakclik.com.

Peristiwa
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Juwana, Clakclik.com—Satu unit rumah di Desa Kudukeras Kecamatan Juwana, lantainya longsor dan beberapa tiang rumah masuk ke sungai. Rumah yang dihuni oleh pasangan Lansia Paidi (65 tahun) dan Mulyati (62 tahun) itu saat ini dalam kondisi miring dan nyaris roboh.

Mulyati menceritakan bahwa peristiwa itu terjadi Selasa, (8/10/2019) sore. Seminggu sebelumnya, Sungai Juwana yang berada tepat disamping rumahnya dikeruk proyek normalisasi.

“Kira-kira satu minggu sebelum longsor, alat berat itu mengeruk sungai samping rumah saya. Sepertinya terlalu dekat dan dalam sehingga membuat cekungan dibawah rumah saya. Sedangkan di sungai kan sering ada perahu lewat. Kalau perahu lewat ombaknya kencang. Mungkin itu rangkaian penyebab lantai rumah saya longsor,” Jelasnya Mulyati saat ditemui Clakclik.com dirumahnya, Minggu (13/10/2019).

Atas kejadian longsor itu, ia mengaku sudah seminggu tidak tidur di dalam rumah.

“Kami takut, nanti pas kami tidur tiba-tiba lantainya ambrol lagi dan rumah kami roboh. Sudah seminggu saya dan anak perempuan saya tidur di luar rumah. Sementara suami saya tidur diatas becak. Kebetulan suami saya penarik becak onthel,” Terangnya.

Mulyati juga mengaku bahwa setelah kejadian longsor, ada petugas proyek yang datang dan memfoto kondisi rumahnya. Pejabat dari kecamatan dan desa juga sudah mengunjungi rumahnya. Namun ia tidak tahu apa tujuan mereka datang dan memfoto rumahnya.

Untuk menjaga agar rumahnya tidak roboh, ia meminta menantunya memasang beberapa tiang penyangga dari bambu.

Mulyati mengaku butuh bantuan untuk memperbaiki rumahnya agar bisa ditempati lagi. Hal itu disebabkan karena keluarganya tidak punya cukup dana untuk biaya perbaikan rumahnya.

“Saya sehari-hari kerja jual gorengan dan kopi. Suami saya penarik becak onthel. Kami berharap mendapatkan bantuan untuk memperbaiki rumah ini. Kami tidak tahu harus minta kepada siapa,” Ujarnya. (c-hu)