Clakclik.com, 15 April 2022—Media sosial menjadi saluran keluh kesah konsumen atas naiknya harga sejumlah komoditas penting, seperti minyak goreng, bahan bakar minyak atau BBM, kedelai, daging sapi, dan elpiji. Penting bagi pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat lewat pemberian sejumlah insentif. Publik (di media sosial) juga mendesak pemerintah mengusut tuntas pihak-pihak yang menyebabkan harga minyak goreng mahal dan langka.
Keluh kesah konsumen di media sosial, Twitter, atas kenaikan harga sejumlah komoditas tersebut disampaikan Natasha Yulian, Data Analyst Continuum Data Indonesia dalam webinar ”Keluh Kesah Masyarakat, Saat Harga Pangan dan Energi Meningkat” secara virtual, Kamis (14/4/2022). Analisis keluh kesah masyarakat ini menggunakan pendekatan mahadata di media sosial.
Pengumpulan data dilakukan pada 30 Maret-10 April 2022 dengan jumlah respons publik mencapai 96.057 pembicaraan dari 81.083 akun, yang mana sekitar 76 persen berasal dari masyarakat yang tinggal di Jawa.
Sejumlah kenaikan harga komoditas tersebut, antara lain harga minyak goreng yang naik dari Rp 14.000 per liter menjadi Rp 23.000 per liter, daging sapi Rp 110.000 per kilogram menjadi Rp 165.000 per kilogram, BBM jenis pertamax naik dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 12.500 per liter, daging ayam naik dari Rp 32.000 per kilogram menjadi Rp 37.800 per kilogram, elpiji nonsubsidi naik dari Rp 13.500 per kilogram menjadi Rp 15.500 per kilogram, dan kedelai naik dari Rp 12.600 per kilogram menjadi Rp 13.800 per kilogram.
Menurut Natasha, kenaikan sejumlah bahan pokok menjelang Ramadhan adalah hal wajar. Namun, kenaikan kali ini, yang melibatkan sejumlah komoditas strategis, terasa memberatkan sejumlah masyarakat yang tampak dari respons publik lewat media sosial. Ada yang mendorong berunjuk rasa menolak kenaikan harga, tetapi ada juga yang membandingkan kenaikan harga komoditas tersebut dengan harga yang diberlakukan di negara lain.
”Jika dilihat pembicaraannya, tren ini meningkat pada 31 Maret 2022 terkait kenaikan harga minyak goreng. Kemudian, pada 7 April 2022, muncul pula pembicaraan yang mengajak unjuk rasa terkait kenaikan harga pertamax,” kata Natasha.
Data yang dikumpulkan Continuum Data Indonesia menyebutkan, sebesar 53 persen perbincangan berisi respons masyarakat terhadap kenaikan harga pertamax. Disusul kemudian oleh perbincangan minyak goreng sebesar 39 persen dan elpiji sebesar 4 persen. (c-hu)