20
Mon, May

Hidup Sehat, Hal Sederhana yang Sulit Dilakukan

Ilustrasi/Clakclik.com

Cerita
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

JAKARTA, 6 Oktober 2019—Hidup sehat menjadi hal sederhana, tetapi sulit dilakukan pada masa sekarang sehingga banyak penyakit yang diderita karena faktor gaya hidup. Karena itu, gerakan hidup sehat perlu terus disuarakan agar masyarakat semakin sadar pentingnya kesehatan.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, data BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) menunjukkan penyakit katastropik seperti jantung, gagal ginjal, kanker, dan stroke  menjadi penyakit yang paling banyak mengeluarkan biaya. Pada 2018, pembiayaan untuk penyakit katastropik mencapai Rp 20,4 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya Rp 18,44 triliun pada 2017 dan Rp 16,94 triliun pada 2016. (Kompas, 2/10/2019).

Penyakit tersebut sesungguhnya dapat dicegah dengan pola hidup sehat. “Jangan sampai sakit jantung, jadi harus menjaga pola gaya hidup dengan benar,” kata Nila usai mengikuti kegiatan Healthies Run 5K 2019 di Jakarta, Minggu (6/10/2019).

Untuk mencegah penyakit tersebut, masyarakat dapat mengikuti program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas. Tiga poin penting dalam gerakan ini yakni rajin beraktivitas fisik, makan buah dan sayur, serta mengecek kesehatan berkala. Selain hidup sehat, masyarakat juga perlu menjaga kebersihan lingkungan.

Kementerian Kesehatan telah menghitung tingkat kesuksesan dari Germas melalui pendekatan keluarga yang dilakukan oleh puskesmas. Nila mengatakan, keluarga sehat di tingkat nasional masih berada di angka 18 persen. Angka tersebut menunjukkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat masih rendah.

Meskipun demikian, di beberapa daerah mulai ada peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Kesadaran tersebut dapat diperoleh melalui edukasi dan pendekatan secara terus-menerus.

Nila juga menyoroti angka harapan hidup Indonesia yang mencapai 72 tahun. Sayangnya, mereka menjalani masa usia lanjut dengan sakit. “Usia sehat kita hanya sampai pada 62 tahun. Berarti, mereka hidup dengan sakit sekitar 8 tahun sampai 10 tahun,” ujarnya.

Ia berharap, usia sehat masyarakat Indonesia dapat meningkat. Karena itu, ia mendukung program Presiden Joko Widodo yang ingin menekan angka stunting atau tengkes dan kematian ibu hamil. Menurut Nila, jika kualitas sumber daya manusia lebih baik, maka usia sehat masyarakat Indonesia akan meningkat.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan, Germas harus terus dibudayakan mulai dari hal terkecil. Masyarakat dapat memulainya bersama dengan komunitas dengan melakukan aktivitas fisik seperti bersepeda, jalan kaki, atau berlari.

Makanan yang dikonsumsi setiap hari juga harus diperhatikan yakni dengan makan sayur dan buah. Selain itu, istirahat yang cukup dan mengecek kesehatan ke puskesmas juga perlu dilakukan agar masyarakat tahu kondisi kesehatannya.

Menurut Oscar, pemahaman masyarakat terhadap kondisi kesehatan tubuhnya masih sangat kurang. Ia mencontohkan, 25 persen masyarakat Indonesia menderita hipertensi. Namun, dari jumlah tersebut hanya ada 70 persen yang tahu bahwa dirinya menderita hipertensi. (Kompas.id)