21
Thu, Nov

Indonesia 10 Besar Dunia dalam Emisi Energi Fosil dan Deforestasi

Cerita
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 6 Desember 2023--Laporan terbaru Global Carbon Project menunjukkan penggunaan energi fosil, alih fungsi lahan, dan deforestasi menyumbang emisi karbon pemicu perubahan iklim yang tinggi bagi Indonesia pada 2022.

Global Carbon Project merilis laporan global tentang emisi karbon yang disusun 120 ilmuwan internasional, Senin (4/12/2023). Laporan itu menunjukkan, jumlah karbon yang dihasilkan Indonesia meningkat sebesar 18,3 persen pada 2022 menjadi 728,9 metrik ton. Capaian kenaikan emisi disumbang dari alih fungsi lahan, deforestasi, dan penggunaan energi fosil, khususnya batubara.

”Global Carbon Project menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara sepuluh besar penghasil karbon di seluruh dunia,” tulis rilis Yayasan Indonesia Cerah yang merumuskan laporan tersebut, Selasa (5/12/2023).

Sektor energi fosil yang diukur dari industri batubara, minyak bumi, gas, semen, dan pembakaran gas menunjukkan batubara menjadi yang paling agresif emisinya pada 2017-2022. Emisi dari batubara terus meningkat dan tumbuh secara brutal rata-rata 9,7 persen per tahun dibandingkan dengan emisi aktivitas fosil lainnya.

Hal ini dipicu oleh konsumsi energi berbahan batubara yang terus meningkat pada periode sama. Sejak 2017-2022, konsumsi energi tahunan meningkat tajam 12,1 persen per tahun hingga lebih dari 4 exajoules.

Di sektor penggunaan lahan, selama 2013-2022, rata-rata emisi penggunaan lahan Indonesia mencapai 930 juta ton dan menyumbang 19,9 persen dari total emisi alih fungsi lahan dunia. Emisi ini dihasilkan tidak hanya dari kegiatan deforestasi atau penebangan hutan, tetapi juga aktivitas panen kayu di hutan industri.

Data itu menempatkan Indonesia di urutan kedua negara pengemisi karbon dari sektor alih fungsi lahan setelah Brasil dan membawahi Kongo, Malaysia, Tanzania, Vietnam, Myanmar, Meksiko, Angola, dan Etiopia. (c-hu)