Pati, Clakclik.com—Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Pati beberapa hari terakhir berdampak pada terjadinya banjir di beberapa daerah. Beberapa ruas jalan lintas seperti jalan Pati-Grobogan sempat tergenang banjir di dua titik; yakni di wilayah Kayen dan Sukolilo.
Ruas jalan lain yang juga tergenang adalah jalan penghubung antar kecamatan yang juga merupakan jalan alternatif Gelonggong-Pati Kota. Selain itu ruas jalan Juwana-Tayu juga sempat tergenang di sekitar wilayah Kecamatan Margoyoso.
Pantauan Clakclik.com, banjir di wilayah Kabupaten Pati pada 5-6 Januari 2020 ini terjadi di beberapa titik. Di Kecamatan Margoyoso, tanggul sungai yang jebol mengakibatkan dua desa yakni Desa Cebolek dan Desa Tunjungrejo diterjang banjir. Ratusan rumah tergenang lumpur sekitar 30 centi meter, Senin (5/1/2020).
Pada Tanggal 6 Januari hujan yang mengguyur wilayah Pegunungan Kendeng Utara di Kecamatan Sukolilo, Kayen dan Tambakromo mengakibatkan banjir di 3 wilayah tersebut. Ratusan rumah di Sukolilo, Kayen dan Tambakromo tergenang air. Ruas jalan Tambakromo-Gabus tepatnya di sekitar SMP Tambakromo tergenang air sekitar 45 centi meter.
Jalan Pati-Grobogan di Kayen tepatnya wilayah sekitar BRI Kayen hingga kawasan Rumah Sakit Umum Kayen juga tergenang air. Sedangkan di Sukolilo, selain menerjang beberapa desa, banjir juga melanda jalan Pati-Grobogan tepatnya di sekitar pasar Sukolilo.
Banjir di Sukolilo beberapa waktu lalu / Ilustrasi
Di wilayah Jakenan, banjir sempat menggenagi jalan lintas kecamatan tepatnya di sekitar jembatan hingga pertigaan Desa Glonggong yakni akses jalan menuju Pati dan Kecamatan Winong.
Di wilayah Kecamatan Gabus, banjir melanda di beberapa desa dan persawahan. Diantaranya adalah di Desa Sunggingwarno, Desa Soko dan Desa Koripandriyo. Ratusan hektar sawah dengan tanaman padi usia sekitar 40 hari tergenang air.
Meskipun durasi banjir di semua wilayah di Kabupaten Pati hanya sebentar atau banjir berkarakter banjir kiriman, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Kerugian itu diantaranya adalah rusaknya barang-barang elektronik milik warga, perkakas rumah tangga seperti almari, meja dan lain-lain, serta tanaman padi yang berpeluang membusuk dan gagal tumbuh.
Praktik pertambangan di wilayah Kecamatan Sukolilo. Praktik pertambangan menggunakan alat berat di Kecamatan Sukolilo jumlahnya mencapat puluhan lokasi. rata-rata tiap lokasi menggunakan minimal 2 alat berat / Clakclik.com
Khusus untuk wilayah Pati Selatan seperti Sukolilo, Kayen, Tambakromo dan Gabus, banjir tersebut ditengarai karena menurunnya fungsi Kawasan Pegunungan Kendeng Utara sebagai penyimpan dan pengatur sirkulasi air.
Sebelumnya, di akhir 2019, wilayah Kecamatan Sukolilo juga sudah diterjang banjir dan sempat menggenangi jalan Pati-Grobogan tepatnya di sekitar Pasar Sukolilo. Sejak 7 tahun terakhir, wilayah Sukolilo mengalami aneka bencana alam seperti banjir bandang dan tanah longsor. Korban jiwa juga pernah terjadi karena warga tertimbung longsor dan terseret banjir bandang.
“Di Kendeng, praktik pertambangan luar biasa marak. Baik menggunakan alat berat maupun manual. Sementara wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh pertambangan dimanfaatkan oleh warga untuk bertanam jagung. Sekarang, di pucuk gunung, tanamannya bukan kayu, tapi jagung,” Kata Suparjan, warga Desa Keben, Kecamatan Tambakromo, Selasa (7/1/2020).
Kondisi Bendung Wilalung, Selasa (6/1/2020) / sumber foto WAG Jampisawan
Hingga beberapa hari kedepan, ancaman banjir bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Pati masih membayangi. Beberapa informasi di media sosial, kondisi Bendung Wilalung di Kudus yang merupakan salah satu pemasok air untuk Sungai Juwana, kondisinya juga sudah meluap.(c-hu)