JAKARTA, 4 Oktober 2019 — Prevalensi atau jumlah penderita penyakit tidak menular terus meningkat. Ini diakibatkan pola hidup yang tidak sehat. Sayangnya, penduduk usia produktif banyak yang menerapkan pola hidup itu.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular yang meningkat dari tahun 2013, yaitu kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.
Prevalensi kanker, misalnya, meningkat dari 1,4 persen (2013) menjadi 1,8 persen (2018). Ginjal dari 2 persen menjadi 5,8 persen. Sementara hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.
Peningkatan penyakit tidak menular sangat berkaitan dengan pola hidup masyarakat yang tidak sehat, di antaranya merokok, kurang aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur yang kurang.
”Kita pada tahun 2030 sampai 2035 berharap pada bonus demografi. Namun, jika tidak ada perubahan perilaku yang signifikan di masyarakat, bonus demografi bisa berubah menjadi bencana,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Arianie di Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Data Riskesdas 2018 memperlihatkan, prevalensi merokok pada penduduk usia 10-18 tahun sebesar 9,1 persen. Jumlah ini jauh dari target pembangunan nasional 2019 sebesar 5,4 persen.
Selain itu, proporsi kurang aktivitas fisik pada penduduk usia di atas 10 tahun juga naik dari 26,1 persen pada 2013 menjadi 33,5 persen pada 2018. Penduduk umur di atas lima tahun yang kurang mengonsumsi sayur dan buah juga tinggi, yaitu 95,9 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pola Hidup Tidak Sehat, Prevalensi Penyakit Tidak Menular Meningkat | cut & re-write by Redaksi Clakclik.com