12
Thu, Dec

Gempa di Kudus, Pertanda Sesar Muria Aktif

Dok. BMKG

Peristiwa
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 2 Mei 2020—Masyarakat di Kudus, Jepara, dan Demak dinihari (Sabtu, 2/5/2020) merasakan guncangan gempa. Guncangan itu terjadi sekitar pukul 02.32 WIB.

Guncangan itu merupakan gempa tektonik yang berkekuatan 3 magnitudo. Gempa ini memiliki episenter yang terletak pada koordinat 6,80 LS dan 110,74 BT, tepatnya di darat pada jarak 11 km arah Barat Laut Kota Kudus Jawa Tengah pada kedalaman 10 km.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa yang terjadi di Kudus ini merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang diduga kuat dipicu oleh aktivitas Sesar Muria (Muria Fault).

"Guncangan gempa ini dirasakan warga yang sedang tidak tidur di daerah Kudus, Jepara, Demak, dan sekitarnya dalam skala intensitas II-III MMI. Di daerah tersebut, guncangan gempa dirasakan seperti ada truk yang lewat," terang Daryono.

Daryono menjelaskan, wilayah Muria dan sekitarnya secara tektonik cukup kompleks karena di wilayah ini terdapat beberapa sesar aktif, yakni Sesar Lasem, Sesar Muria, Sesar Naik Pati (Pati Thrust) dan Sesar Semarang.

"Sesar Muria merupakan sesar aktif yang memiliki magnitudo tertarget 6,2 dengan laju geser sesar sekitar 1 mm per tahun. Sesar Muria memiliki orientasi yang berarah Barat Daya-Timur Laut dengan jalur sesar yang melintasi Gunung Muria, dan diduga sesar ini menerus ke laut," ujar Daryono.

Selain Sesar Lasem dan Sesar Muria, ada juga Sesar Kendeng Segmen Semarang dan Segmen Purwodadi,

"Semua sesar ini aktif dan ada catatan sejarah gempanya. Berdasarkan catatan sejarah gempa, zona sumber gempa ini memang aktif. Sesar-sesar tersebut bertanggung jawab terhadap beberapa peristiwa gempa kuat dan merusak pada masa lalu, di antaranya adalah gempa kuat yang mengguncang Lasem pada tahun 1847," terang Daryono.

Dalam catatan sejarah pergempaan, tahun 1890 terjadi gempa di Pati berkekuatan M 6,8 yang menyebabkan kerusakan luas radius 500 km. Sesar Lasem juga pernah memicu terjadinya gempa di Kudus pada tahun 1877 dan Gempa Semarang pada tahun 1856,1958, 1959 dan 1966.

"Terjadinya gempa tadi pagi menjadi bukti bahwa Sesar Muria masih aktif, sekaligus menjadi alarm bagi kita semua agar selalu waspada terhadap keberadaan sesar aktif di daratan yang jalurnya melintasi atau dekat permukiman penduduk," pungkas Daryono. (c-hu)