Clakclik.com, 12 Desember 2022---Host Ngaji Tani Gerbang Tani Kabupaten Pati Husaini menilai, masalah kurangnya gizi masyarakat Indonesia tidak hanya masalah kemiskinan, namun juga dipengaruhi pola pikir masyarakat. Menurut dia, perlu digencarkan literasi dan edukasi pangan.
”Setiap jengkal Tanah Air kita kaya, apalagi lautnya melimpah ikan. Sayangnya, petani dan nelayan melaut atau panen untuk dijual. Kebanyakan uang digunakan membeli makanan perkotaan, seperti makanan kemasan dan cepat saji. Semua berawal dari masalah literasi dan edukasi yang sangat kurang,” kata Husaini, Ahad (11/12/2022) disela-sela mempersiapkan tema "Ngaji Tani" bulan ini.
Dia menambahkan, saat ini semakin banyak bayi mengonsumsi susu formula agar dianggap bergengsi. Padahal, ASI eksklusif lebih sehat untuk bayi. Selain itu, ibu tidak makan sesuai dengan kebutuhan.
”Sedihnya, saat ini di posyandu malah gencar (promosi) konsumsi formula. Seharusnya lebih digalakkan untuk pemenuhan makanan bergizi yang sumbernya mudah didapatkan. Pendidikan gizi di sekolah juga sudah tidak pernah ada,” kata Husaini.
Baca juga: https://www.clakclik.com/inspirasi/1933-cegah-hama-padi-mbah-minto-sarankan-gilvar
Husaini menambahkan bahwa program pengembangan pangan lokal tidak boleh sebatas jargon. Dia menilai saat ini anak lebih menghargai aneka makanan negeri orang, bahkan lebih fasih menyebut pizza dan kimchi atau onigiri. Padahal, kita punya lemper, karedok, kapurung, lepet, otak-otak, dan masih banyak makanan yang lebih sehat. (c-hu)