Pati, Clakclik.com—Respon Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati atas aksi virtual bau busuk yang bersumber dari kawasan Jalan Pantura Pati-Juwana dengan cara uji sampel air limbah sejumlah pabrik disoal warga. Pasalnya, selain waktunya tidak tepat, kegiatan itu terkesan hanya formalitas.
Salah satu penggagas aksi virtual Joko Pramono warga Desa Sugiharjo Kecamatan Pati berpendapat bahwa DLH harusnya melakukan pemetaan tentang sumber bau busuknya dari mana dan sebaran bau busuknya sampai dimana saja, tidak hanya cek sampel limbah.
“Harusnya DLH tahu, sumber bau busuknya dari mana, sebaran bau busuknya menjangkau sampai dimana saja, radius berapa dan di waktu apa biasanya bau busuk itu muncul, agar bisa mencari solusi yang tepat. Kan bau busuk ini terjadi sudah hampir 5 tahun. Masak DLH tidak punya data,” kata Joko Pramono, Minggu (19/7/2020).
Menurut Joko, pemerintah seharusnya tidak menunggu munculnya protes warga baru bergerak. Selama ini warga sudah berkali-kali menyoal tentang bau busuk tersebut, namun akhirnya bosan dan frustasi karena respon pemerintah tidak jelas hingga akhirnya warga memilih diam.
“Namun harus diketahui, dampak bau busuk ini luar biasa. Warga tidak nyaman saat istirahat di rumah, konsentrasi saat bekerja juga terganggu, anak-anak tidak jenak saat belajar. Bagi yang tidak kuat menahan, ada yang akhirnya pindah,” tambah Joko Pramono.
Selain Joko Pramono, aksi virtual #stopbaubusukpantura ini dimotori oleh sejumlah warga dari beberapa desa yang selama ini terdampak bau busuk tersebut.
“Kami berharap pemerintah serius mengatasi persoalan ini. Untuk saat ini, kami hanya meminta satu saja; stop bau busuk,” tambah Sardono, yang juga penggagas aksi virtual ini. (c-hu)