Clakclik.com, 2 Februari 2020—Di negeri ini, korupsi rupanya sudah benar-benar mandarah daging. Informasi terkini datang dari keluhan Menteri Keuangan Sri Mulyani tentang praktik korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dilakukan pemerintah daerah (Pemda) dan Kepala sekolah (Kepsek), Kamis (30/1/2020) lalu.
“Skema yang kami gunakan sudah sangat rinci; by name, by address, by school account. Tapi mereka ini (para pelaku korupsi-red) kreativitasnya tinggi sekali,” Ujar Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, pada mekanisme yang sebelumnya modus korupsi dana BOS dilakukan para oknum karena model penyalurannya yang dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dikirim ke rekening pemerintah daerah. Atas temuan itu, pemerintah kemudian mengubah mekanismenya. Namun praktik serupa juga masih terjadi.
Praktik korupsi yang saat ini terjadi pada dana BOS adalah pihak oknum pemerintah daerah minta setoran kepada kepala sekolah-kepala sekolah dan pasti ada beberapa model lainnya.
Yenny Wahid, Putri Gus Dur yang beberapa saat lalu dilantik menjadi Komisaris Independen PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk ternyata juga pernah menjumpai praktik pemotongan dana BOS oleh seorang bupati.
“Ada seorang bupati, ya saya tidak perlu sebut daerahnya. Dia bilang uang ini (uang dana BOS-red) uang laki-laki. Jadi harus di sunat,” Kata Yeny.
Savic Ali, Direktur NU Online dalam ocehan di twitternya merespon persoalan praktik penyunatan dana BOS itu dengan komentar sinis. “Uang untuk mencerdaskan generasi aja dikentit. Kita berbusa-busa ngomong pengen maju, tapi sekaligus membuatnya agak mustahil,” Tulis Savic.
Tahun ini, pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan Rp. 505,8 triliun di APBN. Dari besaran anggaran pendidikan tersebut Rp. 54, 31 triliun-nya merupakan dana BOS. (c-hu)