18
Thu, Apr

Waspadai Cegukan yang Tak Kunjung Henti

Opini
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Cegukan merupakan kontraksi tak disengaja dari diafragma, otot yang membantu pernapasan, yang terletak di antara dada dan perut. Bila cegukan terjadi kronis, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Rabu pekan lalu Presiden Brasil Jair Bolsonaro dikabarkan dilarikan ke rumah sakit karena menderita cegukan parah selama 10 hari disertai nyeri perut. Cegukan itu mengganggu kegiatan Bolsonaro, termasuk saat berpidato di depan para pendukungnya. Dokter mendiagnosis hal itu disebabkan gangguan usus akibat perut Bolsonaro pernah ditusuk saat kampanye tahun 2018. Hari Minggu (18/7/2021), kesehatan Bolsonaro telah pulih dan bisa meninggalkan rumah sakit.

Cegukan maupun sendawa merupakan kondisi tidak normal akibat gerakan udara dalam perut. Demikian artikel Full-Young Chang dan Ching-Liang Lu dari Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Yang-Ming, Taiwan, di Journal of Neurogastroenterology and Motility, April 2012.

Sendawa adalah pengeluaran gas yang berlebihan dari perut, bisa merupakan gejala penyakit refluks gastroesofageal (GERD). Sementara cegukan adalah kontraksi tak disengaja dari diafragma, otot yang membantu pernapasan, yang terletak di antara dada dan perut. Ketika diafragma berkontraksi, udara dari perut tiba-tiba masuk ke paru-paru sehingga pita suara di laring menutup cepat dan menimbulkan suara ”hik”. Pita suara menutup agar isi lambung tidak ikut masuk ke paru-paru.

Cegukan atau singultus berasal dari kata Latin singult, yang artinya menarik napas sambil terisak-isak. Cegukan tak hanya terjadi pada orang dewasa, bayi dan anak-anak juga mengalami. Umumnya cegukan hanya berlangsung beberapa menit dan hilang sendiri.

Penyebab cegukan, antara lain, makan terlalu cepat atau terlalu banyak, menelan udara dalam jumlah besar, makan makanan pedas, minum minuman bersoda, perubahan suhu tiba-tiba (minum atau makan terlalu panas atau dingin, mandi air dingin), serta emosi berlebihan (gembira, cemas, stres).

Untuk menghentikan cegukan, Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris menyarankan sejumlah cara, seperti bernapas ke kantong kertas yang diletakkan di mulut, menarik lutut ke dada dan condongkan tubuh ke depan, menyesap air es, menelan ludah sambil menekan hidung secara lembut, menelan sedikit gula pasir, menggigit potongan lemon atau menyesap setetes cuka, ataupun menahan napas sebentar dan embuskan, diulang 3-4 kali setiap 20 menit.

Cegukan kronis

Meski jarang, ada cegukan yang bersifat kronis, berlangsung terus-menerus lebih dari dua hari atau episode cegukan berulang dalam jangka waktu lama. Jika cegukan berlangsung dua hari hingga satu bulan disebut persisten. Kalau lebih dari sebulan disebut intractable.

Cegukan tidak mematikan, tetapi cegukan kronis bisa merupakan gejala gangguan kesehatan serius yang perlu diwaspadai.

Laman Mayo Clinic menyebut, gangguan itu, antara lain, iritasi ataupun kerusakan saraf vagus (saraf yang berfungsi mengatur proses di saluran pencernaan, termasuk mengirim sinyal ke otot lambung untuk berkontraksi mendorong makanan ke usus) atau saraf frenikus (saraf pernapasan yang mengirim sinyal dari otak melewati paru-paru dan jantung untuk sampai diafragma).

Faktor penyebab kerusakan atau iritasi saraf, antara lain, keberadaan tumor atau gondok di leher, refluks gastroesofageal, infeksi pada sistem saraf pusat, ensefalitis, meningitis, sklerosis ganda, stroke, cedera otak, gangguan metabolisme serta obat-obatan, seperti obat penenang, obat antiparkinson, steroid, zat untuk anestesi, serta obat kemoterapi. Alkohol, ketidakseimbangan elektrolit, diabetes, gangguan fungsi ginjal, serta operasi pengangkatan usus juga bisa memicu cegukan.
Laki-laki lebih banyak mengalami cegukan kronis dibandingkan perempuan.

Artikel di Healthline, 1 Juni 2020, memaparkan, cegukan terus menerus dalam waktu lama dapat mengganggu tidur, kegiatan makan dan minum, berbicara, serta suasana hati. Cegukan kronis juga menyebabkan kelelahan, sulit tidur, penurunan berat badan, malnutrisi, dehidrasi, stres, bahkan depresi.

Jika cegukan berlangsung lebih dari dua hari, sebaiknya segera periksa ke dokter agar penyebab gangguan kesehatan dapat diketahui dan diobati.

Sebagaimana disebut Chang dan Lu, stroke tidak jarang ditandai dengan cegukan parah. Cegukan bisa hilang dengan terapi antikoagulan (anti-penggumpalan darah). Cegukan berkepanjangan juga terjadi pada penderita lupus eritematosus sistemik yang mengalami gangguan pada pembuluh darah otak. Ini bisa diobati dengan kortikosteroid. Selain itu, cegukan kronis juga bisa terjadi pada sebagian kecil penderita GERD.

Jadi, jangan biarkan cegukan kronis mengganggu kehidupan.

Ditulis oleh: Atika Walujani Moedjiono; pertama kali tayang di Kompas, 21 Juli 2021. Di-copypaste Clakclik.com untuk kepentingan edukasi publik

https://www.kompas.id/baca/opini/2021/07/21/waspadai-cegukan-yang-tak-kunjung-henti/