21
Thu, Nov

Covid-19, Refocusing Anggaran dan Perioritas Pembangunan

Ilustrasi / Clakclik.com

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Ada pernyataan pendek tapi menarik; disampaikan oleh Bupati Pati Haryanto yang dikutip sebuah media online tentang bupati meminta agar masyarakat jangan marah jika ada jalan yang rusak karena anggarannya dialihkan untuk penanganan Covid-19.

Editorial | Clakclik.com | 13 Mei 2020

Pasalnya, pernyataan itu disampaikan di sela-sela bupati menyerahkan bantuan untuk takmir masjid dan pengurus tempat ibadah lainnya dengan total Rp 5,1 miliar (patinews.com, 12/5/2020).

Pesan pendeknya bisa dimaknai begini: wahai para takmir masjid; ini Pemkab memberikan bantuan untuk kalian, tapi jika ada jalan yang rusak, jangan ribut ya.

Pernyataan itu seakan menegaskan bahwa dalam kuasa politik transaksional, yang penting untuk dikembangkan adalah bagaimana menyenangkan satu kelompok agar jika pemerintah menghadapi masalah di lapangan, kelompok itu otomatis mem-back up. Pihak-pihak yang di-rawat-senang-kan bisa menjadi corong secara otomatis tanpa harus sibuk membuat alibi.

Dalam praktik yang lebih mutakhir, kenyataan semacam itu dikenal dengan pola buzzering (merawat buzzer). Oleh karenanya tidak salah jika kemudian muncul istilah buzzerp (baca: bazer rupiah), dimana orang-orang mempraktikkan dukung ini itu karena dibayar.

Dalam praktik gerakan massa, bisa jadi modusnya seperti demonstrasi bayaran. Semua itu juga biasa dilakukan oleh kalangan bisnis entertainment: aneka tayangan acara televisi, konser-konser musik dan lain-lain dengan penonton bayaran, hore-nya kompak dan rapi.

Baca juga: https://www.clakclik.com/inspirasi/1091-membaca-20-091-jiwa-data-pemudik-kabupaten-pati

Baca juga: https://www.clakclik.com/inspirasi/1076-tanggap-darurat-bencana-covid-19-di-pati-antara-kehati-hatian-dan-ketepat-cepatan-bantuan

Kisah tentang refocusing anggaran yang membatalkan proyek pembangunan sebuah rumah sakit dan melanjutkan proyek renovasi gedung olah raga. Bansos untuk kalangan tertentu lebih penting daripada memperbaiki jalan yang rusak, orientasinya mungkin menuju ke arah yang demikian.

Oleh karena itu, agak gegabah jika ada anggapan bahwa pemerintah daerah tidak paham soal perioritas pembangunan. Kemungkinan justru nuansa politik transaksional itu-lah yang mengendalikan perioritas pembangunan.

Sekali lagi, dalam struktur kekuasaan yang transaksional, kompetensi; pengetahuan dan ketrampilan yang mumpuni hanya sebuah asesoris; semua komponen perencanaan pembangunan dipelajari hingga mahir dalam rangka kerapian menyusun manipulasi.

Melalui wabah Covid-19, kita yang bersedia berfikir terbantu menemukan bagaimana situasi sesungguhnya berjalan selama ini. Kedepan, kita semua akan lebih siap mental untuk menghadapi, karena praktik itu akan terus berlangsung. Meskipun dampak buruknya bisa jadi lebih berbahaya dibanding pandemi.

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.