Pati, Clakclik.com—Keberadaan Eceng Gondok, sampah pertanian-perkebunan, dan sampah rumah tangga disinyalir sebagai penyebab cepatnya sedimentasi di Sungai Juwana. Hal itu terungkap dalam laporan hasil monitoring sungai yang dilakukan oleh Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan), Minggu (17/7/2022).
Sejumlah relawan Jampisawan melakukan monitoring Sungai Juwana, Minggu (17/7/2022). Monitoring ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Jampisawan dua bulan sekali/ Jampisawan for Clakclik.com
Tidak hanya berdampak sedimentasi, percampuran Eceng Gondok dan aneka sampah itu juga kerap menjadi penyebab meluapnya sejumlah anak sungai yang bermuara di Sungai Juwana. “Luapan air dari sejumlah anak sungai yang disebabkan tersumbat Eceng Gondok dan sampah sering membuat lahan pertanian tergenang air, gagal tanam, dan gagal panen. Pemukiman juga kadang tergenang,” kata Sunhadi, Koordinator Jampisawan, Senin (18/7/2022).
“Proyek pengerukan dianggarkan milyaran rupiah tiap tahun. Belum sampai setahun, sejumlah lokasi yang dikeruk kembali dangkal disebabkan timbunan lumpur dari hulu, bercampur Eceng Gondok dan sampah,” tambah Sunhadi.
Eceng Gondok yang bercampur dengan sampah dan lumpur terlihat mengendap di sekitar kapal, Minggu (17/7/2022). Endapan itu mempercepat sedimentasi Sungai Juwana / Jampisawan for Clakclik.com
Jampisawan dalam siaran pers yang diterima Clakclik.com, Senin (18/7/2022) menyoroti tidak terkendalinya tumbuhan Eceng Gondok yang bercampur dengan sampah itu dengan proyek pengerukan sungai yang rutin dilakukan oleh BBWS Pemali Juwana.
Atas situasi itu, Jampisawan berharap pihak BBWS Pemali Juwana melakukan evaluasi proyek pengerukan yang dilakukan tiap tahun itu. “Perlu ada terobosan strategi alternatif untuk melakukan normalisasi Sungai Juwana. Jika hanya dikeruk saja, tidak efektif dan cenderung buang-buang biaya,” bunyi tulisan penutup dalam siaran pers Jampisawan. (c-hu)