Rembang, Clakclik.com--Desa Balongmulyo Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah selain menawarkan keindahan pantainya, yakni Pantai Balongan, dahulu dikenal sebagai sentra produksi gerabah. Hal ini dibenarkan oleh Ali Nasikin, salah seorang tokoh warga setempat pada Rabu (10/6/2020) di rumahnya.
"Dahulu hampir semua warga Desa Balongmulyo adalah pengrajin tembikar. Namun seiring waktu ada pergeseran pola hidup. Hanya tinggal beberapa pengrajin saja yang kini masih menggeluti pekerjaan ini," tutur Ali menyayangkan.
Namun Ali bertekad untuk kembali menumbuhkan gairah warga khususnya pemuda Balongmulyo untuk kembali menekuni produksi gerabah ini. Ali tertantang untuk mengembangkan produksi gerabah dengan sentuhan kratif, indah, menarik agar mendapatkan nilai lebih.
Produk gerabah warga Desa Balongmulyo, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang / Zam
"Makanya pada akhir tahun ini kita akan menggelar Festival Balongan yang kedua. Melanjutkan Festival pertama, meski tidak maksimal kita sudah mempromosikan kerajinan gerabah maka pada Festival Pantai Balongan II akan kita gelar workshop gerabah menggandeng beberapa stake holder yang membidangi kerajinan," kata Ali.
Di Desa Balongmulyo saat ini masih ada sekitar 20 orang yang setia pada dunia gerabah. Salah seorang diantaranya adalah Watiah (48 tahun). Watiah mengaku mewarisi keahlian ini dari ibunya. Sejak kecil dia sudah bergelut dengan tanah liat dan berbagai macam hasil kerajinan dari tembikar.
"Saat ini yang mau dolanan lempung kayak gini tinggal dua puluhan orang saja. Sebab hasilnya minimal mas," terang Watiah.
Watiah juga bercerita beberapa waktu lalu Wakil Bupati (Wabup) Rembang, Bayu Andrianto menyambanginya. Wabup Bayu dan timnya mengambil dokumentasi video. Namun Watiah mengaku tidak tahu untuk keperluan apa. "Hanya tanya tanya dan mengambil gambar saja. Tidak tahu apa maksudnya,” kata Watiah.
Baik Watiah maupun warga yang saat ini masih menggeluti gerabah di Desa Balongmulyo berharap usaha mereka mendapatkan perhatian pemerintah. Karena bagi mereka kerajinan gerabah di desanya bukan hanya soal usaha ekonomi, tapi juga terkait dengan budaya dan sejarah kehidupan. (Zam)