19
Fri, Apr

Tidak Jelas; Konsep Pengembangan Desa Wisata Di Pati

Karnaval Meron Sukolilo / Clakclik.com

Instansi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Pati, Clakclik.com—Akhir-akhir ini, sejumlah desa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah berlomba-lomba menata kawasan desanya untuk pengembangan wisata.

Desa-desa yang berada di pesisir, ramai-ramai membangun wisata pesisir dengan mengelola pantai dan hutan mangrove serta potensi perikanan. Sedangkan desa yang berada di pegunungan, menyajikan spot-spot wisata desanya seperti air terjun, goa dan tanaman buah.

Bahkan, desa yang tidak memiliki potensi sumberdaya alam yang layak untuk disajikan sebagai destinasi wisata, mengusahakan komoditas tertentu untuk ditawarkan sebagai destinasi wisata.

Dengan dukungan teknologi informasi, para pengelola wisata desa di Pati melakukan promosi melalui media sosial. Maka jangan heran jika kita mencari di internet tentang wisata di Pati, kita akan kebanjiran informasi-informasi aneka wisata. Mulai dari wisata mangrove, air terjun, gunung, goa, pantai hingga wisata agro seperti petik buah dan lain-lain.

Sayangnya, gairah pariwisata yang sudah terbangun dikalangan masyarakat desa itu tidak mendapat respon baik dari pemerintah. Terbukti hingga saat ini, Kabupaten Pati hanya menetapkan satu desa yang dianggap memenuhi syarat sebagai desa wisata; yakni Desa Tunggulsari Kecamatan Tayu.

Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Pati juga terkesan gagal membangun brand desa wisata. Banyak orang mengetahui bahwa desa yang bergelar desa wisata pertama kali di Kabupaten Pati adalah Desa Talun Kecamatan Kayen. Namun, saat ini Desa Talun justru tereliminasi dan hanya memiliki kriteria desa rintisan wisata bersama Desa Bageng Kecamatan Gembong, Desa Jrahi dan Sidomulyo Kecamatan Gunungwungkal.

“Kesan yang kami tangkap, Pemda Pati tidak memiliki konsep pengembangan desa wisata. Jadi akhirnya pendekatan desa wisata hanya berbentuk proyek. Desa mana yang siap berkompromi dan diproposalkan, ya itu yang direspon. Jika begitu caranya, sampai kapanpun sektor pariwisata di Pati tidak akan maju,” Kata Ahmad Sholeh salah satu pengelola wisata Goa Pancur di Desa Jimbaran Kecamatan Kayen, di sela-sela memberikan penjelasan kepada rombongan pengunjung yang akan menikmati susur goa, Selasa (4/2/2020).


Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.