Clakclik.com, 5 Februari 2020—Gusarnya warganet dalam merespon kabar tentang pergantian Kapolres Pati AKBP Bambang Yudhantara Salamun (Kapolres Bambang-red) yang baru dua bulan menjabat dengan penuh gebrakan tidak bisa hanya dipahami sebagai fenomena biasa saja. Namun, fenomena ini menyimpan pesan penting terutama kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pati.
Pesan penting pertama adalah bahwa masyarakat selama ini tidak puas dengan kinerja pemerintah Kabupaten Pati yang tidak tegas dengan praktik-praktik penyakit masyarakat (Pekat) seperti perjudian, peredaran minuman keras serta prostitusi.
Kehadiran Kapolres Bambang dengan membuat gebrakan pembentukan Satgasus Kebo Landoh ditindaklanjuti dengan aksi-aksi sweeping di lapangan membuat warga merasa ada harapan baru. Harapan itu tidak datang dari birokrasi pemerintah daerah; bupati dan seluruh jajarannya, namun muncul dari kepolisian yang diinisiasi dengan berani oleh Kapolres.
Pesan penting kedua adalah hal yang terkait dengan keteladanan. Kapolres Bambang, dengan gebrakannya terlibat dalam setiap kerja lapangan seperti perbaikan tanggul dan lain-lain. Kemauannya untuk berjibaku dengan lumpur, membaur bersama anak buahnya, bekerja secara setara dan disaksikan oleh masyarakat langsung, secara psikologis membuat masyarakat seakan menemukan sesuatu yang selama ini dicari dari diri seorang pemimpin; yakni keteladanan.
Meskipun kemudian praktik tersebut mampu menarik bupati untuk melakukan hal yang sama, masyarakat tetap melihat dan menilai berbeda. Hal itu bisa dicermati dari beberapa komentar yang muncul saat menyaksikan bupati melakukan hal serupa seperti yang dilakukan Kapolres Bambang.
“Ah, pencitraan saja. Selama ini kemana saja. Hampir delapan tahun menjabat. Kok baru sekarang mau terlibat dalam hal-hal seperti itu,” Tulis seorang anggota WAG yang diikuti Clakclik.com merespon postingan gambar bupati sedang ikut kerja bhakti yang dikirim oleh anggota lainnya.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah soal respon Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Pihak Satpol PP seakan mendapatkan dukungan untuk melakukan tugas mereka yang sering tidak berjalan karena iklim penegakan Peraturan Daerah (Perda), selama ini terkesan tidak mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi-nya; yakni bupati.
Gebrakan yang dilakukan Kapolres Bambang seakan menakar nyali Satpol PP untuk mengimbanginya. Hal itu bisa kita lihat bagaimana Satpol PP ‘gas pol’ dalam penegakan Perda. Contoh kongkrit bisa kita lihat bagaimana Satpol PP menggaruk dan meratakan bangunan liar di Juwana yang ditengarai digunakan sebagai lokasi prostitusi serta penjualan minuman keras, Selasa (4/2/2020).
Dalam dua bulan ini, semenjak kehadiran Kapolres Bambang warga Kabupaten Pati disuguhi kerja-kerja birokrasi yang membanggakan warga. Aksi-aksi heroik yang tidak hanya menyenangkan tapi juga membanggakan dan membangun harapan: Bersama Kapolres Bambang, Pati akan menjadi lebih baik.
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah Kapolres Bambang dimutasi. Apakah warga Pati akan mendapatkan ganti Kapolres yang lebih baik, minimal setara, atau kita akan kembali ke kondisi semula: Pati Kota Karaoke, prostitusi aman melenggang, miras beredar tanpa batas.(c-hu)