15
Wed, May

Kelor: Tanaman Pagar Bergelar Mega Superfood

Kelor, tanaman pagar mega superfood / Clakclik.com

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 27 Januari 2020—Beberapa tahun terakhir, Tanaman Kelor Namanya menanjak dan dikenal luas sebagai tanaman berkhasiat obat. Tanaman bernama latin Moringa oleifera ini juga masuk kategori mega superfood atau pangan fungsional yang bergizi tinggi dan kaya fitokimia yang bermanfaat bagi kesehatan.

Kehebatan daun kelor sejajar dengan ganggang chlorella, cokelat dan spirulina. Organisasi pangan dunia FAO (Food and Agricultural Organization) sempat memasukkan kelor secagai crop of the month, pada 2018.

Di beberapa daerah di Indonesia, tanaman kelor merupakan tanaman pagar. Selain mudah tumbuh, tanaman ini juga bisa ditanam pada aneka jenis tanah. Cara menanamnya bisa melalui batang (batangnya dipotong lalu ditancapkan di tanah) atau melalui persemaian biji.

Setelah Namanya moncer, kini kita menjumpai aneka olahan makanan maupun obat yang berbahan baku daun dan biji kelor. Kapsul kelor sekarang sangat mudah di jumpai di toko-toko obat. Terakhir, sebuah produsen kosmetik nasional melaunching produk kosmetik berbahan baku biji kelor dengan dibuat minyak untuk antipenuaan dan moustorizer atau pelembab.

Kelor, tanaman pagar berkhasiat obat yang merupakan satu dari delapan mega superfood / Clakclik.com

Dalam buku Tanaman Kelor: Nilai Gizi, Manfaat, dan Potensi Usaha (2018) karya F.G. Winarno, 100 gram daun kelor kering mengandung senyawa: Protein dua kali lebih tinggi dari yoghurt Vitamin A tujuh kali lebih tinggi dari wortel Kalium tiga kali lebih tinggi dari pisang Kalsium empat kali lebih tinggi dari susu Vitamin C tujuh kali lebih tinggi dari jeruk.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa daun kelor juga diakui mampu mengendalikan kadar gula darah, mengurangi peradangan, mengurangi kolesterol jahat, melindungi tubuh dari racun arsenik dan memiliki anti oksidan yang tinggi.

Namun demikian, daun kelor juga memiliki sisi negatif yakni memiliki kadar antinutrien yang tinggi. Konsumsi yang berlebihan dapat mengurangi penyerapan mineral dan protein. (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.