Clakclik.com, 27 Nopember 2019—Dari anak-anak hingga orang dewasa bahkan kakek-nenek, semua suka makanan dan minuman dengan rasa manis.
Sejak dulu hingga kini, aneka makanan dan minuman manis mulai dari permen, coklat, es lilin, es krim, sirup, kue, biskuit, jajanan pasar, hingga bermacam keripik manis jadi kesukaan semua orang.
Ilustrasi / Pixnio.com
Kesukaan manusia akan makanan manis merupakan bawaan lahir, diturunkan dari generasi ke generasi. Kondisi itu diperoleh sebagai warisan nenek moyang manusia di masa lalu.
Makanan dan minuman manis disukai karena termasuk sumber energi amat baik. Konsumsi makanan manis juga akan menimbulkan kesenangan dan rasa bahagia. Sebaliknya, saat mengonsumsi makanan pahit, asam, dan tak enak akan menimbulkan rasa tak nyaman bahkan memicu sakit.
Dipublikasikan di laman Kompas.id, Rabu (27/11/2019) Ahli neurosains dari Universitas Western, Ontario, Kanada, Amy Reichelt dalam tulisannya di theconversation.com, menyatakan bahwa manusia memiliki sistem otak bawaan yang membuat manusia tetap menyukai rasa manis hingga kini. Rasa manis menjadi sumber energi yang besar dan menjadi bahan bakar tubuh.
Ilustrasi / bestmom.id
Sumber energi utama bagi setiap sel tubuh, termasuk sel otak berasal dari makanan dan minuman berasa manis.
“Otak menggunakan setengah dari seluruh energi gula dalam tubuh,” tulis Scott Edwards dalam “Sugar and the Brain” di buletin Institut Neurosains Harvard Mahoney (HMNI), On the Brain, 2016.
Fungsi otak untuk berpikir, merekam memori, dan belajar sangat dipengaruhi kadar gula dalam darah dan seberapa efisien otak memakai gula tersebut sebagai bahan bakar.
“Otak bergantung pada gula sebagai bahan bakarnya. Tidak mungkin otak tanpa gula,” kata Vera Novak dari Sekolah Kedokteran Harvard, AS. (c-hu)