Clakclik.com, 9 Nopember 2019—Tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahun. Hipertensi sering disebut sebagai the silent killer karena sering hadir tanpa keluhan. Sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.
Tekanan darah adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan darah sistolik merupakan pengukuran utama yang menjadi dasar penentuan diagnosa hipertensi. Sedangkan, tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung sedang berelaksasi atau beristirahat.
Di Laman Kompas.id (9/11/2019) disebutkan bahwa data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan sebanyak 34,1 persen masyarakat Indonesia yang dewasa atau berusia 18 tahun ke atas terkena hipertensi. Angka ini mengalami peningkatan 7,6 persen dibanding Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 sebesar 26,5 persen.
Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tertinggi dialami oleh kelompok umur 31-44 tahun (31,6 persen), umur 45-54 tahun (45,3 persen), umur 55-64 tahun (55,2 persen).
Menurut A Statement by the American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension 2013, tekanan darah optimal berada di bawah 120/80 mmHg.
Tekanan darah kategori normal berkisar 120-129 untuk tekanan sistolik dan < 80 mmHg untuk tekanan diastolik. Normal tinggi berada pada rentang 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg. Kategori hipertensi tingkat 1 sekitar 140/90 atau lebih tinggi.
Hipertensi menjadi salah satu pintu masuk penyakit seperti, jantung, gagal ginjal, diabetes, dan stroke. Hipertensi yang tidak terkendali dapat berakibat kerusakan ginjal. Ketika hipertensi menyerang, jantung terus memompa darah, fungsi ginjal yang juga mengaturnya mengalami penurunan dan tidak jarang berujung cuci darah.
Komplikasi lain yang bisa muncul adalah Aneurisma yakni pembuluh darah yang bengkak, pembuluh darah menjadi tipis dan mengembang, dan mengakibatkan aneurisma. Jika aneurisma otak pecah, akan mengakibatkan stroke.
Gagal jantung menjadi bentuk komplikasi lain yang sering muncul. Gagal jantung merupakan kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan darah yang meningkatkan resistensi pembuluh darah, sehingga memberi beban tambahan pada jantung akibatnya terjadi kegagalan jantung.
Hipertensi yang tidak terkendali juga bisa menyebabkan pembekuan darah di arteri karotis atau leher dan retinopati, yakni kerusakan pembuluh darah pada jaringan peka cahaya di bagian belakang mata. (c-hu)