Clakclik.com—Keterlambatan bicara pada anak atau speech delay merupakan istilah umum merujuk pada proses keterlambatan bicara dan berbahasa yang tidak sesuai dengan usia perkembangan anak.
Banyak orang tua menganggap speech delay sebagai kondisi normal atau hal yang biasa dialami dalam proses tumbuh kembang anak. Padahal terlambat bicara jika dibiarkan dan tidak ditangani bisa menjadi satu gangguan serius pada anak.
Psikiater anak dr. Anggia Hapsari, SpKJ dari dini.id mengatakan kurangnya pemahaman dan perhatian serius dari orangtua mengenai kondisi speech delay pada anak dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak di tahap-tahap selanjutnya.
“Mereka (orang tua) beranggapan bahwa, oh nanti anak muncul bicaranya belakangan, nanti dia geraknya dulu, loncatnya dulu. Ini hal biasa kok. Tapi ternyata , tolak ukur perkembangan bicara dan berbahasa itu adalah sebagai tolak ukur perkembangan kognitif anak yang nantinya akan berpengaruh juga pada tahap perkembangan selanjutnya,” jelas Anggia.
Deteksi dini
Pemantauan perkembangan anak secara dini dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk mendeteksi adanya keterlambatan bicara atau speech delay pada anak.
"Deteksi yang lebih dini dapat membantu perkembangan anak untuk mengejar ketertinggalan dalam hal kemampuan berbicara. Jika sudah mendapat deteksi dini, maka segera mungkin lakukan stimulasi yang berkelanjutan agar bisa mengejar tahap perkembangan yang selanjutnya," jelas dr. Anggia.
Pasalnya, menurut Anggia keterlambatan bicara bisa menjadi gejala awal adanya berbagai macam gangguan seperti Autism, ADHD, Disabilitas Intelektual, gangguan berbahasa ekspresif dan reseptif.
“Sangatlah penting untuk mengawasi tumbuh kembang anak secara konsisten. Lakukanlah stimulasi sedini mungkin dengan mulai bicara kepada anak dengan bahasa yang sederhana, jelas, dan sering. Ambil banyak kesempatan untuk berbicara, mendengarkan, dan merespons anak. Bacakan buku bergambar untuk anak. Hindari penggunaan gadget sejak dini," jelasnya.
Menurutnya, orangtua sering kali terlambat menyadari speech delay pada anak itu setelah anak berumur 3 tahun. “Satu atau dua tahun gak bisa bicara, orangtua baru sadar. Menurut saya umur 2 tahun baru sadar lambat bicara itupun sudah agak jauh ketinggalannya. Dan ini memang karena ada proses yang lambat. Mulai 6 bulan lambat, 9 bulan lambat tapi karena mayoritas masyarakat terutama ibu-ibu dan orangtua tidak paham, makanya mereka menunggu saja,” paparnya.
Ia mengingatkan, sebaiknya memang mendeteksi sedini mungkin pada saat usia 12-13 bulan. Harusnya pada 12-13 bulan anak setidaknya mengucapkan tambahan satu sampai dua kata selain ma-ma atau da-da.
Anggia juga menjelaskan bahwa gangguan speech delay ada dua macam. Pertama; gangguan ringan yang disebabkan karena kurangnya stimulasi atau pola asuh yang salah. Gangguan ini disebut gangguan speech delay fungsional. Kedua, gangguan speech delay nonfungsional, yakni; sebuah akibat karena adanya gangguan bahasa reseptif, seperti autism ataupun ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang dialami anak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Speech Delay, Cara Deteksi Dini dan Pencegahannya" | Re-write by Redaksi Clakclik.com, untuk kepentingan edukasi publik