26
Fri, Apr

Pertengahan April Jateng Mulai Kemarau

Dok. Clakclik.com

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 28 Maret 2023--Sejumlah wilayah di Jawa Tengah diprakirakan bakal memasuki musim kemarau pada pertengahan April 2023. Masa kemarau paling panjang diperdiksi mencapai 7,5 bulan. Untuk menekan risiko kekeringan, sejumlah pihak telah menyiapkan rencana antisipasi.

Setelah melakukan pengolahan dan analisis data serta memperhatikan dinamika atmosfer, Stasiun Klimatologi Jateng memprakirakan, musim kemarau di Jateng paling awal terjadi pada dasarian II April atau sekitar pertengahan April. Wilayah yang akan memasuki musim kemarau lebih awal adalah Kota Pekalongan, Rembang, sebagian wilayah Demak, Jepara, Kudus, Pati, Pemalang bagian utara, Wonogiri bagian selatan, sebagian wilayah utara Kabupaten Pekalongan, Blora, dan wilayah timur laut Kabupaten Tegal.

Sementara itu, sejumlah wilayah, seperti Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kabupaten Pekalongan, Batang bagian selatan, wilayah tenggara Brebes dan Tegal, wilayah barat daya Kendal, sebagian wilayah selatan Cilacap dan Pemalang, serta sebagian kecil wilayah barat Kabupaten Temanggung, diperkirakan memasuki kemarau paling akhir. Wilayah-wilayah itu diprakirakan baru memasuki kemarau pada dasarian II Juni atau sekitar pertengahan Juni.

Kepala Stasiun Klimatologi Jateng Sukasno mengatakan, periode kemarau terpendek selama 10 dasarian atau sekitar 3,5 bulan. Kemarau terpendek terjadi di sebagian wilayah Banyumas dan Cilacap bagian selatan. Adapun kemarau terpanjang diperkirakan terjadi di Kota Pekalongan dan Karimun Jawa, sebagian kecil wilayah Kabupaten Tegal dan Pati, serta sebagian wilayah utara Pemalang dan Rembang. Durasi kemarau terpanjang adalah 22 dasarian atau sekitar 7,5 bulan.

”Puncak musim kemarau kemungkinan terjadi pada Agustus. Kami mengimbau masyarakat dan pemerintah agar mengantisipasi potensi kekeringan dengan mengefisienkan penggunaan air. Kebakaran hutan atau lahan juga perlu diantisipasi di musim kemarau. Caranya dengan mengurangi penggunaan bahan-bahan yang mudah terbakar,” kata Sukasno, Senin (27/3/2022).

Pada masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau, pemerintah dan masyarakat juga diminta mewaspadai potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, angin kencang, dan petir. Bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor juga dinilai Sukasno patut diantisipasi.

Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Dikki Ruli Perkasa menyebut, kemarau akan membuat suplai air berkurang. Kondisi itu akan mengganggu keperluan air untuk konsumsi dan bersih-bersih. Selain itu, sektor pertanian dan peternakan juga berpotensi terganggu.

Untuk itu, BPBD Jateng sudah mengimbau BPBD kabupaten/kota untuk memetakan daerah rawan kekeringan di wilayahnya. Nantinya, daerah-daerah yang terdampak parah akan disuplai air bersih oleh BPBD.

”Ada juga kemungkinan penggunaan teknologi modifikasi cuaca untuk menurunkan hujan apabila dinilai perlu. Jadi, air yang berasal dari hujan itu nantinya diharapkan bisa turun dan tertampung di waduk sehingga airnya bisa dimanfaatkan masyarakat,” ucap Dikki.

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.